Skip to main content

Sudut Pandang Ekologi : Kerusakan Alam dan Tragedi Covid-19

 



Kerusakan alam menjadi permasalahan serius menyangkut hajat hidup manusia. Alam tempat berlindung makhluk hidup, sumber kebutuhan pangan dan mencari penghasilan akan berdampak buruk, bagi kehidupan makhluk bumi apabila terus tereksploitasi tanpa memperhatikan pemulihannya. Manusialah yang seharusnya bertanggungjawab atas kerusakan alam, perilaku manusia tidak disadari membawa masalah di masa depan seperti tindakan eksploitasi sumber daya, penebangan hutan dan pembakaran hutan menyebabkan satwa liar kehilangan tempat berlindung berdampak pada perpindahan tempat dan memasuki lingkungan manusia muncullah sumber penyakit. 

Pandemi covid-19 menjadi sumber pembelajaran penting bagi manusia atas apa yang diperbuat masa lalu dengan alamnya. Penyakit muncul pertama kali di Wuhan, China pada 19, Januari menyerang salah satu warganya dengan gejala pneumonia akut. Penyakit awalnya menginfeksi antar herwan berpindah sarang menjangkit tubuh manusia. Dampak pandemi mempengaruhi seluruh sektor yakni pendidikan, ekonomi, budaya, pariwisata, keagamaan, dan sosial. 

Dengan adanya wabah covid-19 kehidupan manusia mengalami perubahan mereka semakin waspada akan virus yang menyebar, terbatas kehidupan sosial, memiliki kebiasaan hidup baru dan selalu berupaya menaati protokol kesehatan Pemerintah. Kehidupan ini sungguh berbeda dari sebelumnya menjadi pengingat bagi manusia bahwa perdagangan satwa liar dan eksploitasi alam meningkatkan resiko penyebaran penyakit dari hewan ke manusia.

Keanekaragaman hayati dimiliki manusia selayaknya dilindungi, apabila tidak segera terjadi perbaikan dan pembangunan berkelanjutan masa depan ekosistem alam sulit ditangani. Berkaitan dengan ekologi alam tempat berlindung dan sumber pangan, manusia tidak serta mengakui keterlibatan dan ketergantungan mereka terhadap alam.  Pendekatan ekosentrisme dimana manusia sebagai pengguna dan bergantung hidup kepada alam memiliki kewajiban menyadari dengan adanya timbal balik kepada alam. Kesadaran spiritualitas membangun, memahami, berkomitmen, bertindak dan membuat kebijakan bersama untuk memperbaiki perilaku berpotensi merusak alam. 

Manusia seharusnya mewujudkan keseimbangan interaksi dengan alam perambahan hutan semakin meluas menyebabkan terjadinya ketimbangan ekologis yang tak terhindarkan. Sebagai makhluk bumi yang hidupnya bergantung pada alam kita harus bersama melakukan perubahan untuk menyeimbangan interaksi dengan alam seperti penggunaan pangan tidak berlebihan, menjaga ekosistem kelautan, melakukan penghijauan ruang kota, menjaga kebersihan air dan melakukan perbaikan hutan dengan penghijauan. 


Oleh : Anggita Widya


Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe