Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus.
Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.
"Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya."
Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.
Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.
Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah mendapatkan perhatian yang baik dari pihak birokrasi kampus.
"Ia mengatakan bahwa mah'ad seolah-olah dijadikan sebagai ladang bisnis semata. Bagaimana tidak, karena persiapan ma'had belum full 100% penuh namun tetap kekeh membuat sistem wajib ma'had," kata Gibran.
Lebih lanjut Gibran mengatakan bahwa hak kebebasan ekspresi harus didapatkan sepenuhnya oleh semua orang apalagi di dalam kampus. Maka pihak kampus tidak terlihat etis jika membatasi gerak mahasiswannya sendiri.
Kampus UIN Walisongo Semarang yang disebut sebagai kampus kemanusiaan dan peradaban malah lupa sendiri dengan julukan tersebut.
Penulis : Ansol Boy
Redaktur : Mohammad Nayaka Rama Yoga
Comments
Post a Comment