Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2024

Seminar Perancangan Karir: Adapting The Future, Memanfaatkan Soft Skill Di Era Digital Untuk Mensukseskan Karir Di Masa Depan

  Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang sukses menyelenggarakan seminar perancangan karir bertajuk "Memanfaatkan Soft Skill di Era Digital untuk Mensukseskan Karir di Masa Depan" bertempat di ruang Teater Planetarium Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Jumat (31/05/2024). Seminar perancangan karir ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan yang diadakan oleh HMJ Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang dalam rangka memberikan manfaat yang nyata bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan. Salah satu sorotan utama dari seminar ini adalah paparan dari H. Arnaz Agung A, S.E., M.M., seorang praktisi yang berpengalaman dalam bidang karir dengan menyoroti urgensi adaptasi terhadap perubahan di era digital. "Orang hebat adalah orang yang mampu beradaptasi dengan perubahan", tegas ucapnya. Arnez Agung menekankan betapa pentingnya kemam

Aliansi Jurnalis dan Masyarakat Sipil Semarang Bersatu Tolak RUU Penyiaran: Kebangkitan Perlindungan Kebebasan Pers

  LPM Reference —  Aliansi Jurnalis Jawa Tengah bersama Masyarakat Sipil menolak keras perubahan RUU Penyiaran yang saat ini dibahas di DPR RI. Aksi penolakan dilaksanakan di samping Gedung Pramuka Pahlawan, Semarang  (30/5/2024) Mereka mengkhawatirkan bahwa amandemen ini akan mengancam kebebasan pers dan hak masyarakat atas informasi. Salah satu poin kontroversial adalah Standar Isi Siaran (SIS) yang dianggap membatasi aktivitas pers.  Ketua AJI Kota Semarang, Aris Mulyawan, menyatakan kekhawatiran bahwa kontrol berlebihan dari pemerintah akan merugikan kebebasan pers. Beberapa poin penolakan termasuk pelarangan siaran pers eksklusif, diskriminasi terhadap LGBT, dan tumpang tindih kewenangan antara KPI dan Dewan Pers. Ketua PWI Jawa Tengah, Amir Machmud NS, dan Ketua IJTI Jawa Tengah, Teguh Hadi Prayitno, juga menyuarakan kekhawatiran mereka. Aliansi ini menyerukan peninjauan ulang RUU Penyiaran dengan melibatkan partisipasi publik lebih luas dan berpegang pada semangat reformasi dan

Mencetak Jurnalis Muda Melalui Pelatihan Jurnalistik

LPM Reference —  Sejumlah mahasiswa FISIP UIN Walisongo Semarang yang tergabung dalam LPM Reference mengikuti pelatihan jurnalistik di Ruang Kelas A.4 FISIP kampus 3, Minggu, (19/05/2024). Acara dengan tema "Membangun Literasi Bersinergi Jurnalis Muda" ini dibuka oleh Wakil Dekan III, Dr. H. Mochamad Parmudi, M.Si dan narasumber Iswidodo dari Tribun Jateng. Dalam sambutannya, Dr. H. Mochamad Parmudi, M.Si  mengatakan bahwa dasar atau basic jurnalistik harus dimiliki mahasiswa. Antara lain dasar menulis berita harus memuat 5W+1H. Wakil Dekan 3 berharap, pelatihan jurnalistik ini akan memberikan wawasan baru dan manfaat bagi mahasiswa tentang dunia jurnalistik. “Saya harap peserta training jurnalistik ini bisa menerapkan teori yang didapat untuk menulis berita kegiatan di FISIP UIN Walisongo kemudian dipublikasikan,” harap Wakil Dekan III. Ketua Umum LPM Reference, Aurora Stifada, juga menyampaikan bahwa pelatihan jurnalistik ini bermanfaat bagi mahasiswa karena

Ngaliyan Night Market: Meriahnya Perayaan 477 Tahun Kota Semarang dengan Pertunjukan Seni dan Budaya

Dalam rangka memperingati hari jadi Kota Semarang yang ke-477, sekaligus memperkenalkan kembali Ngaliyan Night Market, UMKM Rangkul menyelenggarakan Pertunjukan Seni dan Budaya Jaran Kepang Brajamusti Nusantara bertempat di Lapangan Sulanji Ngaliyan, Sabtu (04/05/2024). Acara ini dimeriahkan lebih dari 100 UMKM yang ada di semarang dan menjadi lebih memikat dengan penampilan istimewa dari Satrio Mudho Tambangan, Naragong Budhaya, dan Leak Budhaya, menghadirkan pertunjukan seni yang memukau dan mengesankan. Dengan kehadiran acara ini, harapan besar terpancar untuk mendorong UMKM Semarang, khususnya di Ngaliyan, dapat aktif serta berpartisipasi dalam Ngaliyan Night Market. Acara ini juga menjadi platform penting untuk mempromosikan keberagaman seni dan budaya Nusantara sambil mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan. Penulis: Selli Syafrida Redaktur: Farah Nabila

Kerusuhan di Kantor Gubernur Kota Semarang oleh Seruan Aksi Mahasiswa

  LPM REFERENCE—Kementerian Sosial Politik (Kemensospol), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), beserta jajaran organisasi mahasiswa (Ormawa), turut serta ikuti seruan aksi May Day dan Hari Pendidikan Nasional. Acara tersebut diadakan di Kantor Gubernur Kota Semarang  (01/05/2024). Seruan aksi ini, membahas pentingnya peran buruh dalam masyarakat. Acara ini juga diikuti oleh aliansi Mahasiswa UIN Walisongo dengan diawali dengan long mars, orasi dari berbagai elemen, mendesak pimpinan menemui aksi masa, dan ditutup dengan pembacaan tuntutan. Akan tetapi, sekitar pukul 15.54 polisi mulai memukul masa aksi mundur dengan menyemprotkan water canon dengan dalih undang-undang dan melindungi aset negara. Polisi meminta masa aksi tenang, padahal masa aksi meminta pimpinan yang bersangkutan untuk menemui masa aksi di depan gerbang Gubernur. Tidak berhenti disitu, polisi juga memukul dan menyeret masa aksi yang tetap meminta pimpinan untuk keluar. Setidak

Sejarah Hari Buruh

pngtree Hari buruh merupakan sebuah momentum untuk mengingatkan kita tentang sejarah di mana perjuangan kaum buruh dalam memperjuangkan hak-hak mereka serta capaian dan tantangan yang mereka hadapi dalam dunia kerja. Awal terciptanya hari buruh adalah dengan adanya seruan demonstrasi pada tanggal 1 Mei 1886 di Chicago, Amerika Serikat, dimana pada saat itu para pekerja menuntut pengurangan jam kerja yang awalnya ditargetkan 10 sampai 16 jam sehari. Kini berubah menjadi 8 jam sehari. Namun, dengan adanya seruan aksi demonstrasi ini, memicu timbulnya kerusuhan sehingga mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Haymarket Affair yang menjadi titik balik perjuangan para buruh. Di Indonesia sendiri, peringatan hari buruh dilakukan untuk mengingatkan kita pada tanggal 1 Mei 1918, dimana nasib para buruh pada saat itu tidak dihargai. Mereka diberikan upah yang tidak sebanding dengan apa yang sudah mereka kerjakan, dan lebih kejamnya lagi, tanah milik para buruh