Langsung ke konten utama

Aliansi Jurnalis dan Masyarakat Sipil Semarang Bersatu Tolak RUU Penyiaran: Kebangkitan Perlindungan Kebebasan Pers

 


LPM Reference — Aliansi Jurnalis Jawa Tengah bersama Masyarakat Sipil menolak keras perubahan RUU Penyiaran yang saat ini dibahas di DPR RI. Aksi penolakan dilaksanakan di samping Gedung Pramuka Pahlawan, Semarang (30/5/2024)

Mereka mengkhawatirkan bahwa amandemen ini akan mengancam kebebasan pers dan hak masyarakat atas informasi. Salah satu poin kontroversial adalah Standar Isi Siaran (SIS) yang dianggap membatasi aktivitas pers. 

Ketua AJI Kota Semarang, Aris Mulyawan, menyatakan kekhawatiran bahwa kontrol berlebihan dari pemerintah akan merugikan kebebasan pers.

Beberapa poin penolakan termasuk pelarangan siaran pers eksklusif, diskriminasi terhadap LGBT, dan tumpang tindih kewenangan antara KPI dan Dewan Pers. Ketua PWI Jawa Tengah, Amir Machmud NS, dan Ketua IJTI Jawa Tengah, Teguh Hadi Prayitno, juga menyuarakan kekhawatiran mereka.

Aliansi ini menyerukan peninjauan ulang RUU Penyiaran dengan melibatkan partisipasi publik lebih luas dan berpegang pada semangat reformasi dan demokrasi. Penolakan ini didukung oleh berbagai organisasi, termasuk AJI Semarang, PWI Jateng, dan IJTI Jateng.

Penulis: Rizka Nur Nahdia Maramis

Redaktur: Farah Nabila

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Intervensi Militer Dalam Forum Diskusi Akademik KSMW X FTPS

Gambar seorang mahasiswa yang sedang diintrogasi TNI Reference - Forum diskusi kolaborasi antara Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) dan Forum Teori dan Praktik Sosial (FTSP) didatangi intelejen, tentara, dan security. Diskusi dengan tema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik" dilaksanakan di samping Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, pada Senin (14/04/2025).  Forum diskusi sebagai bentuk kebebasan akademik dimasuki seseorang yang diduga intelejen, tak lama setelah diskusi dimulai.  Intelejen yang memperkenalkan diri dengan nama Ukem, tiba-tiba hadir di tengah diskusi pembahasan militer masuk ke kampus.  Ukem yang memakai kaos hitam celana panjang langsung duduk di barisan belakang.  Pemantik dari FTPS, Farhan, merasa ada sosok mencurigakan yang tiba-tiba memasuki forum diskusi. Untuk memverifikasi intelejen tersebut, Farhan mengajak masa forum untuk memperkenalkan diri dan latar belakang.  " Biar makin kenal, ...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...