Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2018

Penerbangan Balon Sejuta Mimpi oleh Mahasiswa Baru FISIP

Dokumen LPM Reference SEMARANG, LPMREFERENCE.com - Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Walisongo Semarang berakhir. Panitia PBAK Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mengadakan kegiatan penerbangan balon se jut a mimpi oleh mahasiswa baru , kemarin Rabu (29/8). Kegiatan ini merupakan konsep baru yang diusung oleh panitia. D iadakannya penerbangan balon sejuta mimpi diharapkan mahasiswa baru dapat meraih cita-cita setinggi langit. "Kegiatan ini diharapkan menjadi simbol bahwa mahasiswa baru FISIP mempunyai mimpi yang baik dan dapat meraihnya dengan cara berproses di UIN Walisongo maupun di luar," ujar Setya Pradina, Ketua Panitia PBAK FISIP. Selain itu, kegiatan yang dilaksanakan di halaman Gedung A ini sekaligus sebagai penutup rangkai a n acara PBAK FISIP tahun 2018. Kegiatan tersebut sebagai tindak lanjut polemik resitasi dari Dem a U niversitas berupa balon yang dibatalkan dan kemudian dimanfaatkan oleh panitia PBAK FISIP s

Tak Mau Rugi, Dema FISIP Tetap Resitasikan Balon Untuk Maba

Pembatalan resitasi balon yang diinfokan akun Ig @pbakuinws   LPM Reference.com - Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang 2018, berbeda dengan tahun sebelumnya. Salah satu perbedaannya, pada PBAK tahun ini Mahasiswa Baru (Maba) diwajibkan membawa beberapa resitasi. Dilansir dari Ig @pbakuinws pada (8/8) menginfokan resitasi yang wajib dibawa Maba antara lain pom-pom merah putih, buku bacaan, balon kuning hijau, pin UIN Walisongo dan ID card. Namun seiring berjalannya waktu pada (14/8) akun Ig @pbakuinws kembali menginfokan bahwa resitasi balon tidak jadi yang kemudian diganti dengan resitasi berupa pakaian layak pakai, tikar dan selimut untuk didonasikan ke masyarakat Lombok. Pembatalan resitasi tersebut ternyata tidak berpengaruh bagi Maba Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Maba FISIP sendiri tetap diwajibkan membawa resitasi berupa balon  Setelah diklarifikasi kepada panitia PBAK FISIP, S

Parade Budaya dan Pom-Pom Meriahkan Pembukaan PBAK

Penampilan parade budaya oleh Orda KMJS LPM Reference.com - Pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, resmi dibuka oleh rektor UIN Walisongo Semarang (27/8) di lapangan kampus 3 UIN Walisongo. Acara pembukaan tersebut disambut meriah melalui p arade budaya yang dilakukan oleh beberapa Organisasi Daerah (Orda) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menjadi warna tersendiri untuk PBAK tahun ini. Total ada 28 Orda dan 6 UKM yang mengikuti parade budaya ini. Masing-masing Orda dan UKM merepresentasikan budaya khasnya. Beberapa Orda ada yang memakai dan menampilkan baju adat beserta tarian khas daerahn ya. Seperti IKAWAMA (Ikatan Mahasiswa Magelang) yang menampilkan tarian topeng ireng, kemudian Keluarga Mahasiswa B atang Semarang (KMBS) yang menampilkan tarian petik teh. Kemudian hal menarik lainnya dari PBAK tahun ini adalah adanya jingle PBAK yang dinyanyikan oleh seluruh Maba menggunakan pom-po

Junjung Tinggi Budaya Jawa, FISIP Ambil Tema Local Wisdom di PBAK 2018

Penyambutan Maba FISIP oleh panitia LPM Reference.com - Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, resmi dibuka oleh Muhyar Fanani selaku Dekan FISIP UIN Walisongo, Senin (27/8) di aula gedung A FISIP lantai III. Dengan tema lo cal wisdom panitia kompak mengenakan baju batik lurik   dan pakaian adat Jawa oleh beberapa dosen. Dalam sambutannya, Muhyar Fanani mengatakan bahwa pemakaian pakaian adat Jawa dalam penyambutan Mahasiswa Baru (Maba) FISIP merupakan salah satu simbol kita akan terus memegang local wisdom . “Kearifan lokal yang secara turun-temurun dipelihara oleh nenek moyang hingga diwariskan kepada kita, perlu kita lestarikan dan kembangkan” ungkap Muhyar dalam sambutannya. Lebih lanjut, Ichsan hermawan selaku ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FISIP menyatakan bahwa, tema yang diusung FISIP merupakan salah satu poin dari unity of science. Ichsan

Mengintip Persiapan PBAK FISIP 2018

Sumber foto : Dema FISIP LPM Reference – Jum’at (24/8) tak terasa Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) 2018 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang   akan segera dimulai . B erbagai persiapan mulai dari tingkat fakultas sampai dengan universitas sudah dipersiapkan sejak berbulan-b ulan yang lalu. Semua berkerjasama untuk mensukseskan acara PBAK 2018. Tak terkecuali Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), PBAK tahun ini merupakan PBAK yang ke-3 yang diselenggarakan FISIP. Tentu saja ini merupakan tantangan tersendiri bagi panitia PBAK FISIP untuk menunjukan apa yang akan menjadi pembeda antara PBAK FISIP dengan PBAK fakultas lain. Panitia PBAK FISIP terus mengupayakan untuk pelaksanaan PBAK tahun ini agar dapat berjalan maksimal dan akan berbeda dari PBAK tahun lalu. PBAK FISIP tahun ini mengangkat tema “Revitalisasi Local Wisdom Dalam Ilmu-Ilmu Sosial” hal ini bisa dilihat dari logo PBAK FISIP tahun ini. Selain itu akan ada sambutan spesial da

Masih Layakkah Tuhan Dibela ?

Foto: Mojokstore.com Judul Buku : Tuhan Tidak Perlu Dibela Penulis : Abdurrahman Wahid Penerbit : Saufa Tahun Terbit : 2016 Tebal : 316 Peresensi : Luqman Sulistiyawan Tatkala memasuki tahun politik yang memanas, kerap kali agama dijadikan sebagai sebuah komoditi politik  yang menguntungkan. Seringkali isu agama dijadikan senjata untuk menjatuhkan lawan demi singgahsana semata, tak mengherankan jika kemudian bermunculan konflik-konflik atas nama agama yang dimotori oleh politik pragmatis semata. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan semangat awal umat beragama karena dilain sisi justru menggerogoti semangat persatuan kita sebagai bangsa. Berbicara narasi politik tentang pemanfaataan agama, akan sangat relevan jikalau membaca buku karya Gus Dur yang berjudul “Tuhan Tidak Perlu Dibela.” Sekilas membaca judulnya saja kita akan tergugah untuk mengetahui lebih dalam isi buku yang merupakan kumpulan tulisan kolom Gus Dur di majalah Tempo tahun 1970-1980-an ini.

Mencari arti merdeka

Suatu hari di tengah desa yang amat ramai, hiduplah dua orang anak kecil yang bersahabat. Namanya adalah Ferdi dan Totok. Walaupun dari segi nama jauh berbeda, mereka tetap memiliki  banyak kemiripan. Uniknya tanggal lahir mereka itu sama persis. Mungkin karena sudah rencana Allah. Keduanya seperti anak kembar yang lahir dari ayah dan ibu yang berbeda.  Kalau soal wajah, memang jauh berbeda. Satunya warna kulitnya sawo matang dan bersih dan satunya adalah berwarna hitam tapi juga bersih. Oleh tetangganya, mereka di sebut anak kembar tapi beda. Orang tua mereka juga sudah terbiasa dengan persahabatan yang dijalin oleh anaknya tersebut. Kedua anak itu selalu bersama kemanapun pergi. Di s ekolah mereka duduk satu bangku. Sepulang sekolah mereka  bermain bersama. Saat ini, kedua anak itu duduk di kelas 2 Sekolah Dasar (SD) Jujukin. Masa kecil adalah masa dimana persahabatan itu berjalan dengan natural. Berbeda sekali dengan orang dewasa, persahabatan ada  karena mempunyai kepentingan

REFLEKSI 73 TAHUN INDONESIA MERDEKA

Akses gambar https://goo.gl/images/ufXGWs Bulan Agustus merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Sebab pada bulan tersebut seluruh bangsa Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan bangsa tercinta ini. Iya, tepatnya tanggal 17 Agustus seluruh elemen masyarakat akan menyambut dengan gembira dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Peringatan hari bersejarah ini memiliki nilai yang sangat fundamental bagi bangsa indonesia. Bagaimana tidak, tepat di hari tersebut kita semua, sebagai rakyat Indonesia akan mengenang bagaimana dahulu para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsa ini. Memasuki bulan Agustus 2018 ini, atmosfer untuk memperingati hari kemerdekaan RI sudah banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat. Di sepanjang jalan sudah terlihat bagaimana bendera merah-putih berkibar. Kemudian bila kita melihat ke tempat perbelanjaan semua atribut merah-putih juga banyak dijual. Hal ini membuktikan bahwa antusias m