![]() |
Pembatalan resitasi balon yang diinfokan akun Ig
@pbakuinws
|
Dilansir dari Ig @pbakuinws pada (8/8) menginfokan resitasi yang wajib dibawa Maba
antara lain pom-pom merah putih, buku bacaan, balon kuning hijau, pin UIN Walisongo
dan ID card.
Namun seiring berjalannya waktu pada (14/8)
akun Ig @pbakuinws kembali
menginfokan bahwa resitasi balon tidak jadi yang kemudian diganti dengan resitasi
berupa pakaian layak pakai, tikar dan selimut untuk didonasikan ke masyarakat Lombok.
Pembatalan resitasi tersebut ternyata
tidak berpengaruh bagi Maba Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Maba
FISIP sendiri tetap diwajibkan membawa resitasi berupa balon
Setelah diklarifikasi kepada panitia
PBAK FISIP, Setya Pradina selaku ketua panitia membenarkan hal tersebut. Setya
mengatakan bahwa salah satu alasan panitia FISIP tetap mengadakan resitasi
balon karena sebelumnya dari salah satu divisi Dema FISIP yang menaungi
perekonomian menjual balon untuk resitasi PBAK karena banyaknya
permintaan dari Maba.
Setelah banyaknya Maba yang memesan balon dari pihak panitia universitas malah membatalkan itu. Kemudian karena dari pihak
Dema FISIP sudah terlanjur memesan balon dan tidak mau rugi mereka tetap berinisiatif
untuk mengadakan resitasi balon.
“Iya
memang alasan tidak mau rugi juga menjadi salah satu pertimbangan kami
mengambil kebijakan tersebut. Kemarin juga dari mahasiswa banyak yang meminta
agar kami menyediakan resitasi balon khususnya dari mahasiswa yang berasal dari
luar Jawa,” ujar
Setya.
Setya juga menambahkan alasan panitia
tetap mewajibkan tersebut karena dari FISIP sendiri ingin mengkonsep acara
PBAK tahun ini berbeda dengan fakultas lain. Rencananya balon tersebut akan
digunakan untuk acara penerbangan sejuta mimpi pada hari terakhir PBAK.
Reporter: Lilik dan Bibah
Editor : Luqman
Komentar
Posting Komentar