Skip to main content

REFLEKSI 73 TAHUN INDONESIA MERDEKA



Bulan Agustus merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Sebab pada bulan tersebut seluruh bangsa Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan bangsa tercinta ini. Iya, tepatnya tanggal 17 Agustus seluruh elemen masyarakat akan menyambut dengan gembira dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Peringatan hari bersejarah ini memiliki nilai yang sangat fundamental bagi bangsa indonesia. Bagaimana tidak, tepat di hari tersebut kita semua, sebagai rakyat Indonesia akan mengenang bagaimana dahulu para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsa ini.


Memasuki bulan Agustus 2018 ini, atmosfer untuk memperingati hari kemerdekaan RI sudah banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat. Di sepanjang jalan sudah terlihat bagaimana bendera merah-putih berkibar. Kemudian bila kita melihat ke tempat perbelanjaan semua atribut merah-putih juga banyak dijual. Hal ini membuktikan bahwa antusias masyarakat dalam menyambut hari kemerdekaan RI sangat tinggi. Di sebagian desa juga terlihat bagaimana masyarakat mempersiapkan penyambutan hari kemerdekaan RI. Masyarakat banyak melakukan gotong royong untuk mengecat jalan, memasang bendera dan bersih-bersih desa. Beberapa desa juga ada yang mengadakan perlombaan. Dari perlombaan bersih desa, balap karung, makan kerupuk, pecah air, goyang balon dan lainnya. Semua itu dilakukan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI.



Tidak kalah dari masyarakat, instansi-instansi negeri maupun swasta pun ikut serta mempersiapkan penyambutan kemerdekaan RI. Seperti halnya sekolah, mereka menyiapkan putra-putri terbaik mereka untuk ikut menjadi anggota paskibra dalam rangka upacara kemerdekaan RI. Putra-putri terbaik ini, diwakilkan untuk bertugas dalam upacara tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, dan juga sampai pusat. Selain itu, para pejabat instansi juga banyak yang sudah mempersiapkan baju adat dari negeri ini, untuk dikenakan dalam peringatan hari kemerdekaan RI.

Semua hal yang telah dipersiapkan masyarakat tersebut adalah bentuk wujud dari kecintaan rakyat terhadap bangsa ini dalam rangka memperingati hari kemerdekaan. Namun, sebenarnya bagaimana makna kemerdekaan yang sesungguhnya bagi negeri ini? Apakah kemerdekaan tersebut hanya merdeka yang berarti kita terbebas dari belenggu penjajahan? Atau kemerdekaan yang berarti kita hidup di negeri ini dengan bebas dan mendapat hak-hak yang seharusnya kita terima? Maka dari itu mari kita refleksikan bagaimana makna kemerdekaan ini setelah 73 tahun kita dikatakan merdeka.

Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 lalu, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI. Pencapaian tersebut membutuhkan perjuangan yang sangat besar hingga sang proklamator tersebut berhasil membacakan naskah proklamasi saat itu. Setelah kemerdekaan tersebut dicapai pada tahun 1945, sebagai warga negara pencapaian apa yang telah kita berikan terhadap negeri ini selama 73 tahun? Sebagai pengalaman setahun yang lalu, masih banyak kekacauan yang terjadi di negeri ini. Bagaimana bisa kita bilang kalau kita ini merdeka sedang kita masih berada dalam serangan kelompok yang ingin menghancurkan negeri ini. Aksi terorisme merupakan salah satu bentuk penghianatan bangsa. Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya lalu, yang memakan banyak korban jiwa merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Apa bedanya dengan penjajah yang pada akhirnya juga akan membunuh kita?

Selain itu, meningkatnya tindakan korupsi juga salah satu bentuk penindasan bangsa. Para koruptor yang seenaknya makan uang negara sama halnya merusak kemerdekan bagi orang lain.Sebab mereka mengambil hak-hak yang bukan seharusnya milik mereka. Hingga pada akhirnya masih banyak rakyat Indonesia yang belum bisa merasakan arti kemerdekaan. Masih banyak mereka yang hidup di kolong jembatan, masih banyak mereka yang tidak bisa makan enak dan masih banyak dari mereka yang tidak bisa menyekolahkan anak-anak mereka.

Generasi muda juga yang seharusnya sebagai generasi penerus bangsa masih banyak yang hanya tutup mata dan telinga dengan apa yang terjadi di negeri ini. Generasi muda yang seharusnya mampu mengintrepetasikan cita-cita para pejuang kemerdekaan dengan tindakan-tindakan nyata. Namun, generasi muda sekarang banyak yang hanya menjadi generasi pecundang. Generasi yang hanya menjadi penonton atas kerusakan yang terjadi di negeri ini. Mereka hanya terlena oleh teknologi yang semakin memperbudak mereka sendiri. Wahai pemuda, sadarlah! Sadar akan tanggungjawabmu yang besar ini. Arah bangsa ini berjalan, semua berada di pundakmu. Mau engkau bawa kemana negeri ini semua berada di tanganmu.

Di tahun 2018, seharusnya menjadi tahun kesadaran dan kebangkitan bagi kita semua. Apa yang sudah kita capai kemerdekaan ini selama 73 tahun, pertahankan dan tingkatkan. Hal tersebut harus dimulai dari kita sendiri yakni menjaga tanggungjawab diri masing-masing. Indonesia, saya pribadi sesungguhnya merasa malu dengan apa yang telah saya berikan untuk negeri ini. Indonesiaku, di hari kemerdekaanmu yang ke-73 ini saya belum bisa memberikan kado yang terbaik untukmu. Hanya tulisan ini yang bisa saya toreskan agar semuanya, terutama generasi muda sadar akan tanggungjawabnya. Tulisan ini juga melukiskan bagaimana bangganya dan cintanya saya terhadapmu, Indonesia.  Dirgahayu Republik Indonesiaku yang ke-73, doa yang terbaik selalu untukmu, semoga kedepannya engkau semakin baik dan maju.

Penulis: Nur Khabibah
Editor: Feni

Comments

Popular posts from this blog

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...

SISI MISTIS GOA KREO, DALAM PANDANGAN MBAH SUMAR

   LPM REFERENCE -  Goa kreo merupakan tempat wiasata unik yang berada di Gunungpati, Semarang. Bagaimana tidak, sepanjang goa dan sekitar waduk jatibarang banyak kera yang berkeliaran secara liar yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Dibalik keunikannya ternyata terselip berbagai sejarah mistis yang diyakini masyarakat. Tak terkecuali untuk mbah Sumar juru kunci tempat wisata tersebut, minggu (30/04) ketika kru Reference bertemu dengannya, ia menjelaskan bahwa goa kreo masih keramat dan sakral. Dulunya merupakan peninggalan Sunan Kalijaga, dimana saat Sunan Kalijaga mencari kayu jati untuk masjid agung Demak, kayu jatinya tersangkut disungai sebuah hutan. kemudian Sunan Kalijaga bersemedi dan meminta pertolongan pada Allah sehingga dikirimkan empat kera yang berwarna merah, kuning, putih dan hitam. keempat kera itulah membawakan kayu jati tersebut sampai ke Demak.  Menurut mbah Sumar keempat kera tersebut ghoib dan masing masing warna ...