Langsung ke konten utama

KSMW dan Empat Bakal Calon Rektor UIN Walisongo Nyatakan Sikap untuk Aktivis yang Ditangkap

Reference — Empat bakal calon rektor UIN Walisongo Semarang menyatakan dukungan terbuka terhadap pembebasan dua aktivis, Dera dan Munif, yang ditangkap aparat kepolisian. Pernyataan sikap itu dibacakan tepat setelah debat calon rektor yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) pada Selasa, 2 Desember 2025, pukul 12.00 WIB di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.

Aksi ini diikuti oleh seluruh peserta debat yang masih berada di ruangan, termasuk empat bakal calon rektor yang memilih tetap berada bersama mahasiswa setelah forum usai. Keempat akademisi yang terlibat adalah:

Prof. Dr. Ilyas Supena, M.Ag., Prof. Dr. H. Syamsul Ma’arif, M.Ag., Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag., Prof. Dr. Rokhmadi, M.Ag.

Dalam pernyataan sikap itu, peserta forum menyampaikan sejumlah tuntutan yang bersifat tegas dan politis. Poin-poin utama yang disampaikan meliputi:

  1. Menuntut rezim fasis Prabowo Gibran untuk menggunakan kewenangan yang melekat kepadanya untuk membebaskan dan menghentikan proses hukum Dera dan Munif.
  2. Menuntut Kapolri untuk meng instruksikan Polrestabes Semarang membebaskan dan menghentikan proses hukum Dera dan Munif.
  3. Menuntut Kapolri untuk meng instruksikan seluruh jajaran polda seluruh Indonesia agar menghentikan segala bentuk kriminalissi terhadap aktivis dan menghormati serta melindungi hak kebebasan berpendapat.
  4. Menuntut Komnas HAM, Komnas Perempuan, dan Ombudsman untuk secara aktif mendorong pembebasan dan penghentian proses hukum terhadap Dera dan Munif
  5. Menyerukan kepada seluruh mahasiswa UIN Walisongo Semarang dan mahasiswa seluruh Indonesia, Serta elemen masyarakat di Indonesia untuk melakukan pembangkangan sipil.

Tuntutan bernada keras ini disampaikan sebagai bentuk protes atas apa yang mereka anggap sebagai praktik kriminalisasi terhadap aktivis serta sebagai ekspresi keprihatinan atas kondisi kebebasan sipil di Indonesia.

Menurut KSMW, pernyataan sikap ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa komunitas akademik UIN Walisongo termasuk mahasiswa dan sebagian calon rektor memiliki kepedulian terhadap tindakan hukum yang menimpa aktivis. Mereka menilai penangkapan Dera dan Munif sebagai persoalan serius terkait hak kebebasan berpendapat yang harus menjadi perhatian kampus.

Selain itu, aksi ini juga ingin menegaskan posisi mahasiswa sebagai bagian dari elemen masyarakat yang terdampak langsung oleh dinamika politik negara.

Aksi ini dilakukan setelah debat calon rektor yang sebelumnya berjalan tegang. Meski debat tersebut diwarnai keluarnya sebagian calon rektor karena agenda rapat pimpinan, empat calon rektor yang bertahan memilih mengikuti proses hingga akhir dan kemudian berdiri bersama mahasiswa dalam pembacaan pernyataan sikap.

Keterlibatan mereka memberikan simbol kuat bahwa sebagian akademisi di tingkat calon pimpinan kampus bersedia menunjukkan sikap publik terhadap isu hak asasi manusia.


Penulis: Zaenal Arifin

Redaktur: Tegar Budi Hartadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Intervensi Militer Dalam Forum Diskusi Akademik KSMW X FTPS

Gambar seorang mahasiswa yang sedang diintrogasi TNI Reference - Forum diskusi kolaborasi antara Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) dan Forum Teori dan Praktik Sosial (FTSP) didatangi intelejen, tentara, dan security. Diskusi dengan tema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik" dilaksanakan di samping Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, pada Senin (14/04/2025).  Forum diskusi sebagai bentuk kebebasan akademik dimasuki seseorang yang diduga intelejen, tak lama setelah diskusi dimulai.  Intelejen yang memperkenalkan diri dengan nama Ukem, tiba-tiba hadir di tengah diskusi pembahasan militer masuk ke kampus.  Ukem yang memakai kaos hitam celana panjang langsung duduk di barisan belakang.  Pemantik dari FTPS, Farhan, merasa ada sosok mencurigakan yang tiba-tiba memasuki forum diskusi. Untuk memverifikasi intelejen tersebut, Farhan mengajak masa forum untuk memperkenalkan diri dan latar belakang.  " Biar makin kenal, ...

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

12 Jurusan Dengan UKT Termahal di UIN Walisongo Untuk Tahun Ajaran Baru 2025

Reference – Menjelang tahun ajaran baru 2025, UIN Walisongo melakukan penyesuaian ulang Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk tahun ajaran baru 2025, berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 386 Tahun 2025. Data ini menjadi sorotan karena beberapa jurusan tercatat memiliki UKT yang cukup tinggi, bahkan menyentuh puluhan juta rupiah. Berikut adalah 12 jurusan dengan UKT termahal di UIN Walisongo tahun ajaran 2025: Kedokteran – Rp46.000.000 Pendidikan Biologi – Rp7.797.000 Teknologi Lingkungan – Rp7.351.000 Gizi – Rp7.258.000 Ilmu Politik – Rp7.240.000 Pendidikan Bahasa Arab – Rp7.208.000 Pendidikan Bahasa Inggris – Rp7.208.000 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) – Rp7.208.000 Ilmu Falak – Rp7.208.000 Pendidikan Fisika – Rp7.139.000 Pendidikan Kimia – Rp7.139.000 Pendidikan Matematika – Rp7.139.000 Jurusan Kedokteran menempati posisi puncak dengan nominal UKT mencapai Rp 46 juta, jauh di atas jurusan lain. Meski tergolong baru, prodi ini langsung mencuri perhatian karena besarnya b...