Reference — Sekelompok mahasiswa UIN Walisongo mengadakan kegiatan Lapak Baca di Jurang Asmara (Juras) pada Jumat (10/10/2025). Kegiatan ini diinisiasi sebagai ruang belajar bersama sekaligus bentuk keprihatinan terhadap menurunnya tradisi intelektual di lingkungan kampus.
Salah satu penggagas kegiatan, Wafi, menjelaskan bahwa Lapak Baca hadir untuk menghidupkan kembali budaya membaca yang mulai tergerus oleh kebiasaan instan, termasuk penggunaan kecerdasan buatan dalam proses akademik.
“Mahasiswa sekarang banyak yang presentasi pakai AI dan malas membaca. Padahal substansi mahasiswa adalah belajar, bukan sekadar datang kuliah,” ujarnya.
Selain menyoroti degradasi keilmuan, kegiatan ini juga menyinggung persoalan mahalnya harga buku yang dianggap membatasi akses pengetahuan. Menurutnya ilmu seharusnya bersifat inklusif, bukan hanya milik mereka yang mampu secara ekonomi.
“Satu buku hari ini bisa setara delapan jam kerja. Padahal pintar itu untuk semua orang, bukan untuk orang-orang kaya,” tambahnya.
Kegiatan Lapak Baca berlangsung kondusif. Para mahasiswa yang hadir terlihat membaca secara serius dan tertib, dengan suasana yang mendukung untuk berdiskusi maupun menikmati buku secara mandiri.
Melalui kegiatan ini penggagas berharap budaya membaca dapat kembali menjadi tradisi intelektual di kampus, bukan sekadar aktivitas simbolik. Kegiatan ini terbuka untuk seluruh mahasiswa dan direncanakan akan terus dilaksanakan secara rutin.
Penulis: Zaenal Arifin
Redaktur: Tegar Budi Hartadi
Komentar
Posting Komentar