Langsung ke konten utama

Studi Banding antara UIN Walisongo Semarang dan UIN Prof.K.H.Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto:Membangun Kolaborasi dan Kebebasan Berpendapat


Reference– Studi banding antara "UIN Walisongo Semarang" dan "UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto" tak sekadar membicarakan program kerja. Dalam kegiatan bertajuk “Study Apnelis Kolaboratif: Suatu Langkah untuk Kolaborasi Hebat” yang diadakan pada "Senin, 5 Mei 2025, pukul 10.30 WIB".dari kedua kampus membuka ruang bicara yang lebih tajam soal kebebasan berpendapat dan tekanan terhadap aktivis kampus.

Acara itu dibuka dengan sambutan ketua DEMA dari kedua kampus, lalu Di hadiri sebanyak 8 orang perwakilan dari UIN WALISONGO dan 12 perwakilan dari UIN saizu hadir dalam acara ini, masing masing delegasi hadir dengan semangat kolaborasi, bertukar perspektif dan membangun koneksi lintas kampus 

Tujuan daripada kegiatan Studi Banding, Diskusi Panel, dan Kolaborasi Akademik ini  untuk meningkatkan kolaborasi akademik antar mahasiswa dan civitas akademika dalam memperkuat riset serta pengembangan ilmu pengetahuan. "Kegiatan ini untuk mengembangkan kesadaran kritis mahasiswa terkait kebebasan berpendapat di kampus dan dampak pembatasan terhadap perkembangan intelektual." ujar Iqbal. 

Diskusi kemudian beralih ke persoalan internal masing-masing DEMA, membahas dinamika kepengurusan dan program kerja yang tengah dijalankan. Kementerian Luar Negeri DEMA UIN Walisongo, misalnya, memaparkan sejumlah program unggulan yang sedang digarap. Sementara itu, DEMA UIN Saizu fokus membahas strategi mereka dalam memperluas jejaring internasional. Berbeda halnya dengan UIN Walisongo yang memilih jalur penguatan ikatan alumni sebagai modal membangun kolaborasi lintas batas. Diskusi juga menyinggung soal ketimpangan sosial di internal organisasi mahasiswa, serta perlunya membangun pola relasi baru yang lebih inklusif dan progresif.

Namun studi banding ini bukan sekadar pertemuan seremonial. Ia menjelma menjadi forum yang mengangkat suara-suara mahasiswa, ruang refleksi kritis atas realitas yang kerap tersembunyi di balik agenda formal. Di tengah wacana program kerja, terselip narasi perlawanan, keresahan, dan harapan bahwa kemerdekaan berpikir adalah fondasi utama dunia akademik yang sehat. 




Penulis: Nirsina Gita Kamiliya

Redaktur: Izzatul Jannah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Intervensi Militer Dalam Forum Diskusi Akademik KSMW X FTPS

Gambar seorang mahasiswa yang sedang diintrogasi TNI Reference - Forum diskusi kolaborasi antara Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) dan Forum Teori dan Praktik Sosial (FTSP) didatangi intelejen, tentara, dan security. Diskusi dengan tema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik" dilaksanakan di samping Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, pada Senin (14/04/2025).  Forum diskusi sebagai bentuk kebebasan akademik dimasuki seseorang yang diduga intelejen, tak lama setelah diskusi dimulai.  Intelejen yang memperkenalkan diri dengan nama Ukem, tiba-tiba hadir di tengah diskusi pembahasan militer masuk ke kampus.  Ukem yang memakai kaos hitam celana panjang langsung duduk di barisan belakang.  Pemantik dari FTPS, Farhan, merasa ada sosok mencurigakan yang tiba-tiba memasuki forum diskusi. Untuk memverifikasi intelejen tersebut, Farhan mengajak masa forum untuk memperkenalkan diri dan latar belakang.  " Biar makin kenal, ...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...