Langsung ke konten utama

Miftahul Jannah, Wisudawan Terbaik FISIP UIN Walisongo lulusan dengan IPK 3.95

Reference, 24 Mei 2025 — Siang itu, deretan toga dan senyum bahagia mewarnai Gedung Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo. Di tengah-tengah para wisudawan, ada satu nama yang mendapat sorotan khusus "Miftahul Jannah" mahasiswi Sosiologi asal Rembang, dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan IPK 3,95.

Lulus sebagai mahasiswa berprestasi tentu jadi pencapaian yang membanggakan. Tapi siapa sangka, Jannah mengaku sejak awal tidak pernah menargetkan harus jadi lulusan terbaik. 

“Dari awal aku kuliah tuh nggak ada niat buat ngejar IPK tinggi supaya jadi wisudawan terbaik. Aku kuliah ya karena pengen cari ilmu aja,” ungkapnya.

Meski begitu, Jannah tetap konsisten menjaga nilai akademiknya. Bukan tanpa alasan ia merupakan penerima beasiswa Dikti dari Kabupaten Rembang. 

“Yang penting itu aku harus bertanggung jawab. Karena kalau IPK anjlok, beasiswa bisa dicabut. Jadi motivasi terbesarnya ya mempertahankan beasiswa,” tambahnya.

Lebih dari sekadar angka di transkrip, Jannah juga memegang prinsip hidup yang sederhana tapi kuat: meninggalkan jejak baik di mana pun ia belajar. 

“Dari MTS aku punya prinsip, kalau lulus itu harus ninggalin nama baik. Biar ada nilai yang bisa dikenang orang, bukan cuma datang lalu pergi.”

Skripsi Jannah yang berjudul “Pengembangan Diri Perempuan di Media Sosial (Studi pada Akun Instagram @perempuanmasadepan.id)” menyoroti bagaimana media sosial, khususnya Instagram, bisa menjadi ruang pengembangan diri perempuan yang fleksibel, murah, dan penuh potensi. Menurutnya, media sosial bukan hanya soal hiburan, tapi juga bisa jadi alat pemberdayaan.

Jannah juga berbagi cerita soal perjuangannya kuliah di Semarang. Awalnya, orang tua berharap ia melanjutkan studi di daerah yang lebih dekat dengan rumah. Tapi dengan tekad dan sedikit kenekatan, ia mendaftar di UIN Walisongo dan berusaha mendapatkan beasiswa secara mandiri. 

“Orang tua tetap mendukung secara finansial, tapi aku sadar, kalau aku berani milih, berarti aku juga harus berani tanggung jawab.”

Setelah wisuda, Jannah berencana meniti karier terlebih dulu. Namun, ia tak menutup kemungkinan untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya jika ada kesempatan.

Sebelum menutup wawancara, Jannah memberikan pesan untuk mahasiswa FISIP, khususnya teman-teman dari Sosiologi. 

“Fokus pada diri sendiri, jangan hiraukan orang lain. Kuatkan usaha, dan jangan lupa doa. Karena fokus ke diri sendiri itu kunci utama.”


Penulis: Zaenal Arifin 

Redaktur: Tegar Budi Hartadi 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Intervensi Militer Dalam Forum Diskusi Akademik KSMW X FTPS

Gambar seorang mahasiswa yang sedang diintrogasi TNI Reference - Forum diskusi kolaborasi antara Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) dan Forum Teori dan Praktik Sosial (FTSP) didatangi intelejen, tentara, dan security. Diskusi dengan tema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik" dilaksanakan di samping Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, pada Senin (14/04/2025).  Forum diskusi sebagai bentuk kebebasan akademik dimasuki seseorang yang diduga intelejen, tak lama setelah diskusi dimulai.  Intelejen yang memperkenalkan diri dengan nama Ukem, tiba-tiba hadir di tengah diskusi pembahasan militer masuk ke kampus.  Ukem yang memakai kaos hitam celana panjang langsung duduk di barisan belakang.  Pemantik dari FTPS, Farhan, merasa ada sosok mencurigakan yang tiba-tiba memasuki forum diskusi. Untuk memverifikasi intelejen tersebut, Farhan mengajak masa forum untuk memperkenalkan diri dan latar belakang.  " Biar makin kenal, ...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...