Langsung ke konten utama

Diskusi Anti Kekerasan: Mahasiswa Sosiologi UIN Walisongo Soroti Kekerasan Seksual di Kampus

Reference – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi FISIP UIN Walisongo menggelar diskusi bertema "Kenali dan Cegah Kekerasan Seksual di Kampus" pada Rabu pagi, bertempat di Gedung FISIP UIN Walisongo. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa jurusan Sosiologi dan menghadirkan dua narasumber, yakni Dosen FISIP UIN Walisongo, Nur Hasyim, serta Kharisma, mahasiswa aktif dari jurusan yang sama.

Diskusi dimulai pukul 08.00 WIB dengan pemaparan dari Nur Hasyim mengenai definisi dan bentuk-bentuk kekerasan seksual. Dalam penyampaiannya, Hasyim menekankan bahwa kekerasan seksual bukan sekadar tindakan fisik, tetapi juga mencakup perbuatan yang merendahkan dan melanggar hak atas tubuh seseorang.

“Setiap perbuatan merendahkan, menghina, menyerang dan/atau tindakan lainnya terhadap tubuh yang terkait dengan dorongan seksual dan/atau fungsi reproduksi, yang dilakukan secara paksa atau tanpa persetujuan,” jelas Hasyim.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kekerasan seksual merupakan pelanggaran hukum sekaligus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

“Kekerasan seksual adalah pelanggaran hukum dan juga HAM, karena merampas kebebasan dan martabat manusia,” ujarnya.

Dalam diskusi tersebut, Hasyim juga memaparkan dampak yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual, baik dari sisi fisik maupun psikologis korban. Ia mendorong peserta untuk mengetahui saluran pelaporan yang tersedia dan berani bertindak jika menyaksikan kekerasan terjadi.

“Anda dapat mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum atau membuat laporan melalui saluran pengaduan yang tersedia. Catat dan pantau proses pelaporan tersebut,” tambahnya.

Salah satu langkah preventif yang diperkenalkan adalah strategi “distract” – sebuah cara mengintervensi secara tidak langsung ketika melihat gejala kekerasan seksual, misalnya dengan mengalihkan perhatian pelaku melalui percakapan dengan korban.

Narasumber kedua, Kharisma, menyoroti minimnya pemahaman mahasiswa terhadap bentuk-bentuk kekerasan seksual meskipun kesadaran akan isu tersebut mulai meningkat.

“Masih banyak mahasiswa yang belum tahu tindakan apa saja yang menjadi bagian dari kekerasan seksual,” jelasnya.

Kharisma juga memperkenalkan strategi 5D sebagai langkah konkret yang dapat dilakukan ketika menyaksikan kekerasan seksual: Dilaporkan, Ditegur, Didokumentasikan, Ditenangkan, dan Dialihkan.

Diskusi yang berlangsung hingga pukul 10.00 WIB ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif antara narasumber dan peserta. Melalui kegiatan ini, HMJ Sosiologi berharap dapat menumbuhkan kesadaran dan keberanian mahasiswa untuk mencegah serta melawan kekerasan seksual di lingkungan kampus.


Penulis: Zaenal Arifin

Redaktur: Tegar Budi Hartadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Intervensi Militer Dalam Forum Diskusi Akademik KSMW X FTPS

Gambar seorang mahasiswa yang sedang diintrogasi TNI Reference - Forum diskusi kolaborasi antara Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) dan Forum Teori dan Praktik Sosial (FTSP) didatangi intelejen, tentara, dan security. Diskusi dengan tema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik" dilaksanakan di samping Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, pada Senin (14/04/2025).  Forum diskusi sebagai bentuk kebebasan akademik dimasuki seseorang yang diduga intelejen, tak lama setelah diskusi dimulai.  Intelejen yang memperkenalkan diri dengan nama Ukem, tiba-tiba hadir di tengah diskusi pembahasan militer masuk ke kampus.  Ukem yang memakai kaos hitam celana panjang langsung duduk di barisan belakang.  Pemantik dari FTPS, Farhan, merasa ada sosok mencurigakan yang tiba-tiba memasuki forum diskusi. Untuk memverifikasi intelejen tersebut, Farhan mengajak masa forum untuk memperkenalkan diri dan latar belakang.  " Biar makin kenal, ...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...