Langsung ke konten utama

Panggung Perlawanan: Menolak Lupa, Refleksi September Hitam dan Kekerasan 98 di UIN Walisongo

LPM Reference - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyelenggarakan diskusi bertajuk "Panggung Perlawanan: Menolak Lupa Tragedi September Hitam" di Kampus 2 UIN Walisongo, Senin (30/09/2024). 

Acara yang berlangsung pada pukul 15.30 ini menghadirkan dua pembicara utama, yakni Muhiddin M. Dahlan dan Yunda Indah, yang mengajak peserta untuk merefleksikan peristiwa September Hitam dan kekerasan yang terjadi pada tahun 1998, termasuk kekerasan terhadap perempuan.

Diskusi ini berupaya menggali kembali sejarah kelam Indonesia yang kerap kali dibungkam, khususnya peristiwa kekerasan dan pelanggaran HAM yang terjadi pada September Hitam dan di tahun 1998. Muhiddin M. Dahlan, seorang penulis dan aktivis, dalam paparannya mengingatkan pentingnya refleksi diri dalam memahami sejarah yang dibungkam.

"Refleksi September Hitam adalah merefleksi terhadap diri sendiri," tegas Muhiddin dalam diskusi tersebut. Ia menekankan bahwa memahami peristiwa tersebut bukan hanya tentang mengingat kejadian, tetapi juga menyoal kesadaran diri akan pentingnya keadilan dan kemanusiaan.

Sementara itu, Yunda Indah, seorang aktivis perempuan, mengangkat isu kekerasan terhadap perempuan yang banyak terjadi pada masa kerusuhan tahun 1998. Yunda menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan sebagai salah satu kunci untuk mengurangi tindak kekerasan yang terjadi.

"Pentingnya pendidikan bagi seorang perempuan, karena tindak kekerasan terhadap perempuan banyak terjadi pada perempuan yang kurang pendidikan," ujar Yunda. Ia menyoroti bahwa kurangnya kemampuan dalam pemecahan masalah sering kali membuat perempuan rentan terhadap tindak kekerasan.

Diskusi ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagai instansi pendidikan di Semarang, mencakup mahasiswa dari beberapa kampus. Suasana diskusi sangat interaktif, dengan para peserta mengajukan berbagai pertanyaan mengenai bagaimana kekerasan masa lalu bisa diatasi di masa kini dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memastikan sejarah kelam tidak terulang.

Acara ini menjadi momentum penting bagi para mahasiswa dan peserta untuk tidak melupakan sejarah kelam Indonesia. Panggung perlawanan ini tidak hanya sekadar mengenang peristiwa September Hitam, tetapi juga menjadi panggilan untuk terus memperjuangkan keadilan.

Penulis: Zaenal Arifin

Redaktur: Farah Nabila

Komentar

  1. Semangat terus untuk teman teman himpunan mahasiswa Islam Korkom UIN wali songo

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Intervensi Militer Dalam Forum Diskusi Akademik KSMW X FTPS

Gambar seorang mahasiswa yang sedang diintrogasi TNI Reference - Forum diskusi kolaborasi antara Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) dan Forum Teori dan Praktik Sosial (FTSP) didatangi intelejen, tentara, dan security. Diskusi dengan tema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik" dilaksanakan di samping Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, pada Senin (14/04/2025).  Forum diskusi sebagai bentuk kebebasan akademik dimasuki seseorang yang diduga intelejen, tak lama setelah diskusi dimulai.  Intelejen yang memperkenalkan diri dengan nama Ukem, tiba-tiba hadir di tengah diskusi pembahasan militer masuk ke kampus.  Ukem yang memakai kaos hitam celana panjang langsung duduk di barisan belakang.  Pemantik dari FTPS, Farhan, merasa ada sosok mencurigakan yang tiba-tiba memasuki forum diskusi. Untuk memverifikasi intelejen tersebut, Farhan mengajak masa forum untuk memperkenalkan diri dan latar belakang.  " Biar makin kenal, ...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...