Langsung ke konten utama

DPR Dobrak Putusan MK, Mahasiswa Semarang Gelar Aksi Menentang Upaya DPR "Mendobrak" Putusan MK

 

LPM REFERENCE Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Semarang berkumpul di depan kantor DPRD Jawa Tengah dalam aksi unjuk rasa yang diwarnai ketegangan. Aksi ini digelar sebagai respons terhadap rencana Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk merevisi Undang-Undang (UU) terkait Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024, yang mengubah aturan pencalonan kepala daerah (22/07/2024).

Putusan MK yang mengubah dasar pencalonan dari jumlah kursi DPRD menjadi daftar pemilih tetap dianggap sebagai langkah penting dalam memperluas partisipasi politik. Namun, rencana DPR untuk merevisi UU yang berkaitan dengan putusan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa. Mereka memandang revisi ini sebagai ancaman terhadap demokrasi dan keadilan pemilu.

Aksi yang semula berlangsung damai berubah menjadi panas ketika mahasiswa berusaha mendekati gedung DPRD Jawa Tengah. Bentrokan terjadi antara mahasiswa dan aparat keamanan, memaksa polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Beberapa mahasiswa mengalami luka-luka, sementara lainnya ditahan oleh pihak berwenang.

Salah satu staf DPR yang berada di lokasi, yang memilih untuk dikenal sebagai Alex, memberikan pandangannya terkait aksi tersebut. "Aksi ini kurang efektif karena kebijakan berada di tingkat pusat, bukan di sini. Namun, semangat dan solidaritas mahasiswa dalam memperjuangkan keadilan patut diakui," ujarnya.

Meskipun menghadapi tindakan keras, mahasiswa tetap bertekad menolak upaya DPR yang mereka anggap dapat merusak sistem hukum dan demokrasi di Indonesia. Salah satu orator dalam aksi tersebut menyatakan, "Kami di sini untuk menolak revisi UU yang dapat merugikan rakyat. Ini adalah perjuangan kami untuk masa depan demokrasi yang lebih baik."

Aksi ini mencerminkan ketegangan yang terus meningkat antara mahasiswa dan lembaga legislatif, dengan mahasiswa berperan sebagai garda terdepan dalam menjaga keadilan dan integritas proses demokrasi di Indonesia. Mereka menegaskan bahwa perjuangan ini belum selesai dan siap untuk terus mengawal isu ini hingga keadilan tercapai.

Penulis: Zaenal Arifin


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...

Wacana Pelantikan Ormawa Diundur, Intergritas Dema Fisip Dipertanyakan

  Reference – Pelantikan organisasi mahasiswa  (ORMAWA) Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UIN Walisongo Semarang, mengalami pengunduran jadwal dari yang sebelumnya tanggal 14 menjadi 17 Februari. Semarang (13/02/2025).  Alasan dari pengunduran jadwal ini karena ketidakprofesionalan dari DEMA dalam mengurus hal ini. Panitia pelantikan  yang harusnya dibentuk jauh jauh hari, tapi kenyataannya baru dibentuk pada hari rabu tanggal 12 februari. Ketidaksiapan ini tentu menjadi perhatian khusus bagi seluruh ORMAWA Fisip. Mengingat DEMA FISIP menjabat sebagai posisi tertinggi dalam ranah ukm dan ORMAWA FISIP Ketua DEMA FISIP sendiri juga mengatakan bahwa ketidaksiapan ini terjadi karena wakilnya belum kembali ke Semarang dikarenakan masih magang. " Panitianya belum dibentuk untuk wakilnya sendiri juga gak ada karena belum ke Semarang." Ujarnya. Bukan hanya itu, wakil dekan III FISIP mengatakan pencarian tempat baru dilakukan pada tanggal 13 Februari dan hingga kini tangg...