Langsung ke konten utama

Kegiatan Keagamaan Saat Pandemi Covid-19 di Kota Semarang

Suasana warga Semarang gelar sholat Ied di tengah pandemi covid-19 (sumber foto : https://www.viva.co.id/amp/berita/nasional/1372319-suasana-warga-semarang-gelar-sholat-id-di-tengah-pandemi-covid-19)

Pandemi virus corona Covid- 19 menjadi sebuah momok bagi semua  aspek kehidupan. Termasuk dalam aspek agama, hal tersebut tidak menjadi alasan untuk tidak bisa melakukan ibadah. Namun, pada masa pandemi Covid-19, kegiatan ibadah harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Menurut Pemkot Semarang, kasus Covid-19 terbaru totalnya mencapai 37.536 dengan kasus suspek 62, kasus probable 22, kasus perawatan 290, kasus sembuh 27.034 dan kasus meninggal 1.983 (https://siagacorona.semarangkota.go.id; jumat 21 mei 2021. 13:19). 

Melihat kasus tersebut, sebelumnya Pemerintah Kota Semarang sudah membuat kebijakan dalam menanggulangi bertambahnya angka kasus Covid-19. Pemkot Semarang lebih dahulu mengeluarkan surat edaran tentang panduan penyelenggaraan kegiatan keagamaan di rumah ibadah pada masa pandemi Covid-19 ini.

Hal tersebut disampaikan dalam surat edaran bernomor B/2209/451.1/VI/2020 yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Kota Semarang pada tanggal 5 Juni 2020, Pemkot Semarang menghimbau untuk semua masyarakat Kota Semarang senantiasa melakukan kegiatan peribadatan yang dilakukan sesuai dengan standar protokol kesehatan.

Dikutip dari helosemarang.id, Hendrar Prihadi selaku Walikota Semarang menyebutkan bahwa kuncinya adalah terjalinnya komunikasi aktif yang saling mendukung antara pengelola tempat ibadah dengan Pemerintah Kota Semarang. Tujuannya untuk bersama-sama menekan penyebaran Covid-19. Konteksnya dalam hal ini adalah saling menjaga untuk kebaikan bersama, dimana Pandemi Covid-19 ini masih menjadi isu utama yang harus kita sikapi secara kolektifitas.

Maka dari itu, sekarang ini ketentuan kegiatan di tempat ibadah sudah banyak dilakukan dengan memakai masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah memasuki tempat ibadah, menjaga jarak sekurang-kurangnya satu meter dan meminimalisir sentuhan fisik kepada individu lain seperti berjabat tangan. 

Seperti contohnya ketika seusai lebaran ini, kasus Covid-19 di Semarang berangsur turun, dikarenakan adanya kebijakan PKM pada tahap ke-3 yang salah satunya berguna untuk mengendalikan angka kenaikan kasus Covid-19 ketika menjelang lebaran. 

Dikutip dari Viva.co.id upaya lain yang telah dilakukan Pemkot Semarang salah satunya melakukan penyekatan pintu masuk kota bagi para pemudik yang akan masuk ke Kota Semarang guna mencegah terjadi kerumunan. Serta disiplinnya protokol kesehatan juga menjadi salah satu hal terpenting dalam penurunan kasus Covid-19 ini.


Penulis    : Mahasiswa Sosiologi Fisip 2018 KKL Webinar Series dengan Tema Agama di Tengah Pandemi  

Redaktur : Ayu Rachmawati 



 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Intervensi Militer Dalam Forum Diskusi Akademik KSMW X FTPS

Gambar seorang mahasiswa yang sedang diintrogasi TNI Reference - Forum diskusi kolaborasi antara Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) dan Forum Teori dan Praktik Sosial (FTSP) didatangi intelejen, tentara, dan security. Diskusi dengan tema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik" dilaksanakan di samping Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, pada Senin (14/04/2025).  Forum diskusi sebagai bentuk kebebasan akademik dimasuki seseorang yang diduga intelejen, tak lama setelah diskusi dimulai.  Intelejen yang memperkenalkan diri dengan nama Ukem, tiba-tiba hadir di tengah diskusi pembahasan militer masuk ke kampus.  Ukem yang memakai kaos hitam celana panjang langsung duduk di barisan belakang.  Pemantik dari FTPS, Farhan, merasa ada sosok mencurigakan yang tiba-tiba memasuki forum diskusi. Untuk memverifikasi intelejen tersebut, Farhan mengajak masa forum untuk memperkenalkan diri dan latar belakang.  " Biar makin kenal, ...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...