Proses kegiatan pendampingan belajar (dokumentasi Pribadi) |
Organization (WHO) menetapkan virus Corona atau Covid-19 sebagai pandemi, karena telah menyebar lebih dari 200 negara di dunia. Akhir-akhir ini kita disuguhkan data peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia baik jumah pasien terkonfirmasi positif dan jumlah pasien yang meninggal dunia. Data ini cukup memprihatinkan namun pemerintah senantiasa berupaya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Karena wabah Covid-19 sudah ditetapkan menjadi pandemic, pemerinah menetapkan sebuah kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Beberapa kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah PSBB(Pembatasan Sosial Berskala Besar), lockdown, karantina, dan lain-.lain. Setiap kebijakan pasti memiliki sebuah konsekuensi, begitu pula dengan kebijakan yang diambil pemerintah untuk memutus penyebaran virus corona.
Salah saru sektor yang terdampak dari kebijakan pemerinah adalah bidang pendidikan. Mulai dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. Sehingga seluruh sekolah maupun perguruan tinggi menetapkan sistem kegiatan belajar mengajar dari tatap muka menjadi E-Learning. Tidak lain penggantian system ini adalah salah satu bentuk kebijakan pemerintah untuk memutus mata penyebaran Covid-19 dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan pengamatan penulis, sistem ini masih memiliki banyak yang perlu dikritisi dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, diantaranya :
1. Jaringan internet masih belum merata di setiap daerah terutama daerah pelosok, sehingga siswa dan mahasiswa yang tinggal di daerah tersebut masih belum bisa menikmati fasilitas internet untuk E-Learning. Dari pengamatan penulis, internet merupakan syarat penting dalam E-Learning, sementara jaringan internet yang belum merata menjadi faktor penghambat dalam sistem pembelajaran daring yang di mana internet sebagai highlight dalam sebuah E-Learning.
2. Tidak ada jaminan bahwa siswa dan mahasiswa akan memperhatikan pendidikan saat pembelajaran online berlangsung. Hal ini erat kaitannya dengan kebanyakan orang tua atau wali murid yang gagap teknologi sehingga para orang tua tidak mampu untuk mengawasi kegiatan belajar anaknya. Ditambah lagi dengan timbulnya rasa bosan saat kegiatan belajar daring dan mereka akan cepat bosan, apalagi saat pemateri kurang memberi moodbooster saat pembelajaran berlangsung, pasti pandangan para siswa dan mahasiswa akan teralihkan oleh media sosial atau game.
3. Pembelajaran E-Learning membutuhkan banyak kuota internet terutama saat streaming saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sementara itu harga paket data cukup mahal apa lagi jika seorang mahasiswa dan siswa kurang mampu, sehingga kegiatan pembelajaran tidak bisa diikuti oleh mahasiswa dan siswa tersebut. Tidak sampai disitu saja, dari pengalaman penulis saat belajar daring bantuan kuota gratis dari pemerintah terlambat untuk di salurkan ke mahasiswa yang seharusnya dibagikan sejak bulan Juli tapi terealisasi pada penghujung tahun. Sehingga pembelajaran online tidak bisa berjalan maksimal.
Atas dasar tersebut penulis mencoba mengatasi kekurangan dalam proses pemberlajaran daring melalui kegiatan Kuliah Keja Nyata(KKN) dengan mengadakan bimbingan belajar terhadap anak-anak SD. Tujuan utama dari program ini untuk memberi pemahaman lebih dari mata pelajaran yang diberikan sekolah, penulis juga memberi motivasi untuk meraih posisi puncak dalam kelas dengan cara yang baik.
Selain itu penuis juga ingin merncari pengalaman dengan membantu menjamin bahwa siswa benar benar belajar dengan fokus yang diberikan oleh guru mereka. Solusi yang ditawarkan penulis adalah dengan melakukan evaluasi yang relevan dengan pola pembelajaran online. Untuk mengetahui bahwa siswa memperhatikan pelajaran atau tidak dengan memberikan evaluasi di akhir pembelajaran.
Setiap suatu kebijakan pasti ada kekurangan dan kelebihan bahkan tantangan yang harus dicari solusinya, termasuk kebijakan pemerintah untuk belajar daring. Maka dengan adanya pendampingan belajar gratis dapat membantu pemerintah sekaligus masyarakat untuk menciptakan suasana belajar yang kodusif bagi kaum pelajar. Penulis berharap para pelajar dapat meningkatkan kemampuannya dalam belajar dari program ini.
Penulis : Luthfi Ichsanuddin
Komentar
Posting Komentar