![]() |
Proses kegiatan belajar (dokumentasi pribadu) |
Virus corona atau Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah sebuah virus jenis baru dari SARS yang menyerang sistem pernafasan manusia melalui percikan dahak seperti saat bersin, batuk dan berbicara. Virus ini diduga pertama kali muncul dari bangkai kelalawar di pasar hewan, Wuhan, Republik Rakyat China (RRC). Virus ini mampu menular dari manusia ke manusia dengan gejala yang muncul selama 14 hari awal seperti demam, flu, tenggorokan sakit dan lain-lain. Namun ada beberapa kasus baru yang muncul tanpa menunjukan gejala apapun.
Akibatnya virus ini telah menyebar hampir ke seluruh dunia termasuk di Indonesia. Dalam proses penanganannya, Pemerintah Indonesia mengalami beberapa kendala seperti proses pendeteksian virus dan sulitnya menertibkan masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Maka dari itu, angka positif Covid-19 di Indonesia masih sangat tinggi dan belum ada indikasi penurunan.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia menetapkan beberapa kebijakan untuk mengatasi virus ini antara lain seperti penerapan lockdown atau karantina wilayah selama 14 hari, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) dan lain- lain. Namun dari adanya penerapan kebijakan ini, menyebabkan beberapa dampak terhadap sektor atau bidang kehidupan masyarakat.
Salah satunya adalah bidang pendidikan, disadari atau tidak akibat dari pandemi ini juga menjalar ke dalam pendidikan baik dari tingkatan Taman Kanak-kanak (TK) hingga jenjang perkuliahan. Dimana kebanyakan sekolah dan perguruan tinggi memulai sistem pendidikan baru secara virtual melalui media- media digital seperti Youtube, E-Learning dan Platform lainnya. Tujuan diberlakukan sistem pendidikan ini merupakan salah satu upaya mematuhi kebijakan pemerintah dengan melindungi masyarakat lewat mengurangi kegiatan yang memicu kerumunan seperti sekolah agar memghentikan terbentuknya klaster baru penyebaran virus ini.
Namun menurut penulis, sistem ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan di berbagai aspek, antara lain sebagai berikut:
1. Banyaknya daerah siswa dan mahasiswa yang masih belum terjangkau sinyal atau internet. Menurut penulis hal ini sangatlah riskan dimana kebutuhan internet dengan menggunakan sistem ini sangatlah mutlak, namun masih banyak wilayah yang belum dijangkau internet atau kesulitan sinyal. Hal ini membuat sistem pendidikan kacau atau tidak berjalan dengan baik karena tidak semua orang bisa menerima pendidikan yang sama.
2. Pendidik atau guru dan orang tua wali murid yang Gagal Iptek (GAPTEK). Hal ini juga merupakan sebuah kendala dalam penerapan sistem pendidikan ini dimana masih banyak guru atau pendidik yang masih gaptek dalam menggunakan sebuah platform. Selain itu hal ini diperparah dengan banyaknya orang tua wali murid yang tidak mampu mengawasi kegiatan belajar daring karena gaptek. Jika hal ini diteruskan akan membuat anak-anak diuar control pengawasan orang tua dan guru.
3. Tidak bisa fokus pada pembelajaran daring. Kebanyakan siswa dan mahasiswa akan merasa bosan dan tidak akan fokus kepada materi pembelajaran. Melainkan fokusnya akan terganti dengan aplikasi lain di handphone seperti game, whatsapp, instagram dan lain-lain.
4. Sulitnya proses pemahaman materi secara daring. Sesuatu yang sulit dihindari dalam proses pembelajaran daring karena proses penyampaian yang hanya satu arah dari guru kepada murid terkadang membuat kebingungan para siswa. Proses tanya jawabpun harus menunggu waktu karena kebanyakan guru hanya memberikan file pembelajaran tanpa memberikan kesempatan bertanya kepada para siswa.
5. Kasus ini banyak ditemukan di wilayah pengabdian penulis, jika dilihat dari segi sosiologi melalui teori struktural fungsional apabila sistem ini diteruskan tanpa adanya perbaikan di beberapa sisi dapat mengakibatkan kegagalan sistem lain yang ada di masyarakat. Sebab menurut teori ini masyarakat dianggap sebagai suatu sistem, jadi apabila salah satu bagian tersebut rusak maka bagian lain akan ikut rusak atau tidak berjalan dengan baik dan semestinya.
Maka dari itu dalam proses pengabdian Kuliah Kerja Nyata (KKN) penulis mencoba menyelesaikan permasalahan ini dengan mengadakan kegiatan bimbel atau belajar gratis kepada anak-anak Sekolah Dasar (SD). Hal ini dilakukan penulis supaya anak-anak dapat fokus dalam pembelajaran yang ada dan dapat menanyakan berbagai pertanyaan yang belum dipahami.
Selain itu penulis melakukan kegiatan ini untuk membantu proses pengawasan pendidikan anak agar tetap fokus pada materi yang disampaikan guru atau pendidik. Fungsi pengawasan ini sangat penting karena berkaitan dengan penggunaan handphone dalam pembelajaran, jadi penggunaan handphone anak dapat diawasi dan diatur supaya terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
Jadi dengan adanya pendampingan belajar gratis ini dapat membantu masyarakat dan pemerintah untuk menciptakan iklim belajar yang nyaman bagi para siswa. Dengan adanya iklim belajar anak yang nyaman, diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar dan prestasi pada siswa.
Penulis: Hafidz Ernanda Ramadhan
Komentar
Posting Komentar