Langsung ke konten utama

Mahasiswa Bingung Bayar UKT, Dari Pinjam Uang Sampai Cari Kerja

Edaran UKT UIN Walisongo
Surat edaran UKT UIN Walisongo

LPMReference.com - Kamis (18/6), mendengar kebijakan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) UIN Walisongo yang  hanya dapat turun maksimal 10% membuat Muhammad Irfai sangatlah kecewa sekaligus bingung. Bagi mahasiswa jurusan Sosiologi ini, kebijakan tersebut dirasa memberatkan di tengah pandemi corona,  apalagi bagi dirinya yang hidup serba mandiri termasuk dalam biaya UKT, karena ia tidak mungkin hanya mengandalkan orang tuanya yang hanya bekerja sebagai petani di desa untuk biaya kuliahnya.

“Saya sangat kecewa dengan kebijakan tersebut karena diskon UKT maksimal hanya 10% dan syaratnya cukup rumit, itu saja belum tentu dapat diskon. Sangat berat untuk mahasiswa seperti saya yang semuanya serba mandiri termasuk biaya kuliah karena saya menyadari bahwa orang tua tidak terlalu mampu menguliahkan saya,” ujarnya.

Irfai juga mengungkapkan bahwa di tengah pandemi corona seperti sekarang ini juga susah untuk mencari pekerjaan supaya  bisa membayar biaya UKT, untuk semester ini saja ia belum bisa mengumpulkan uang sebesar Rp1.500.000 yang harus dibayarakan pada Juli nanti.  Bahkan sudah terpikir olehnya untuk mencari pinjaman uang ke beberapa teman agar tetap bisa membayar UKT.

“Untuk membayar UKT sebesar Rp1.500.000, uang yang saya miliki masih kurang mungkin nanti cari pinjaman sana-sini agar bisa membayar UKT karena kan saya sudah semester akhir.”

Hal senada pun dialami oleh Ahmad Fahrudin, Mahasiswa jurusan Ilmu Politik yang merasa bingung setelah mendapat pengumuman bahwa penurunan UKT maksimal hanya 10% dengan prosedur yang menurutnya rumit. Apalagi selama ini setengah dari biaya UKT harus ia tanggung sendiri, karena orang tua hanya mampu membayar setengah dari jumlah keseluruhan UKT sebesar Rp4.701.000.

“Saya yang biasanya kerja bingung harus cari kerja di tengah pandemi corona, sedangkan orang tua akhir-akhir ini pendapatannya turun drastis, dari yang biasaya sekitar Rp3.000.000 per bulan hanya menjadi sekitar Rp800.000 per bulan dan hanya cukup buat biaya hidup, jadi kemungkinan nanti bayar UKT cari pinjaman uang dulu,” pungkas Fahrudin.

Reporter: Luqman

Editor : Haq

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...

Wacana Pelantikan Ormawa Diundur, Intergritas Dema Fisip Dipertanyakan

  Reference – Pelantikan organisasi mahasiswa  (ORMAWA) Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UIN Walisongo Semarang, mengalami pengunduran jadwal dari yang sebelumnya tanggal 14 menjadi 17 Februari. Semarang (13/02/2025).  Alasan dari pengunduran jadwal ini karena ketidakprofesionalan dari DEMA dalam mengurus hal ini. Panitia pelantikan  yang harusnya dibentuk jauh jauh hari, tapi kenyataannya baru dibentuk pada hari rabu tanggal 12 februari. Ketidaksiapan ini tentu menjadi perhatian khusus bagi seluruh ORMAWA Fisip. Mengingat DEMA FISIP menjabat sebagai posisi tertinggi dalam ranah ukm dan ORMAWA FISIP Ketua DEMA FISIP sendiri juga mengatakan bahwa ketidaksiapan ini terjadi karena wakilnya belum kembali ke Semarang dikarenakan masih magang. " Panitianya belum dibentuk untuk wakilnya sendiri juga gak ada karena belum ke Semarang." Ujarnya. Bukan hanya itu, wakil dekan III FISIP mengatakan pencarian tempat baru dilakukan pada tanggal 13 Februari dan hingga kini tangg...