Langsung ke konten utama

Krisis Kesadaran Akan Dampak Catcalling


Banyak orang yang belum mengetahui Catcalling, yaitu salah satu jenis dari perbuatan kekerasan seksual yang terjadi di tempat umum. Seperti yang kita tahu Catcalling merupakan jenis dari kekerasan seksual, lalu apa itu kekerasan seksual? 

Secara kesimpulan kekerasan seksual adalah tindakan baik berupa ucapan ataupun perbuatan yang dilakukan pelaku untuk menguasai orang lain agar terlibat dalam aktifitas seksual secara paksa tanpa persetujuan korban. Kekerasan seksual khususnya di Indonesia sudah banyak terjadi pada orang dewasa hingga anak kecil sekalipun dan sebagian besar korbannya adalah perempuan.  Kemudian, apa itu Catcalling?

Catcalling adalah suatu tindakan atau bentuk gangguan di jalan atau tempat umum seperti transportasi umum, sekolah, kampus, dan lain-lain. Catcalling bisa berupa siulan, godaan-godaan, atau komentar-komentar yang bersifat seksual yang di tujukan kepada korban yang lewat di jalan atau tempat umum. Mereka (pelaku) menganggap bahwa perbuatannnya hanya lelucon belaka, tetapi yang mereka (pelaku) lakukan termasuk street harrasment. Street harrasment termasuk pelanggaran Hak Asasi Manusia dan termasuk kekerasan gender terutama untuk perempuan yang menjadi korban. Yang membuat rasa tidak aman dan membatasi ruang lingkup kebebasan para korban. 

Secara tidak sadar Catcalling sebenarnya sering terjadi di lingkungan sekitar kita, bahkan kita sendiri pasti pernah menjadi korban atau bahkan menjadi pelaku. Karena mindset masyarakat  Catcalling itu biasa dan hal yang normal, bahkan ada yang mengatakan sebuah pujian.  Mindset inilah yang harus dirubah dan masyarakat harus menyadari bahwa Catcalling bukan hal yang untuk diwajari. Catcalling di Indonesia masih dianggap hal yang  biasa karena dilakukan dengan lisan dan di khawatirkan perbuatan ini menjadi kebiasaan sosial di masyarakat.

Catcalling terjadi bisa di mana saja dan kapan saja. Secara tidak sadar di kampus banyak yang melakukan Catcalling dengan godaan-godaan. Pelaku tidak hanya orang asing saja, bisa jadi kita ataupun teman sendiri. Dengan melakukan godaan-godaan pelaku berharap akan direspon, mereka (pelaku) tidak memfikirkan dampak yang akan terjadi pada korban.

Contohnya: trauma, merasa selalu tidak aman ketika di tempat umum, takut untuk berpergian, bahkan sampai ingin berhenti sekolah/kuliah.  Saat ini di Indonesia belum ada aturan pasti yang mengatur hukuman tindakan Catcalling, karena Catcalling berada pada tindakan pelecehan seksual verbal yang masih jauh dari kata kekerasan. Inilah alasan mengapa di masyarakat masih banyak terjadi Catcalling.

Jadi, maukah anda berpartisipasi menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman?
Dan mari kita ciptakan bersama lingkungan yang aman dan nyaman.

Penulis : Afifah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Intervensi Militer Dalam Forum Diskusi Akademik KSMW X FTPS

Gambar seorang mahasiswa yang sedang diintrogasi TNI Reference - Forum diskusi kolaborasi antara Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) dan Forum Teori dan Praktik Sosial (FTSP) didatangi intelejen, tentara, dan security. Diskusi dengan tema "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik" dilaksanakan di samping Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, pada Senin (14/04/2025).  Forum diskusi sebagai bentuk kebebasan akademik dimasuki seseorang yang diduga intelejen, tak lama setelah diskusi dimulai.  Intelejen yang memperkenalkan diri dengan nama Ukem, tiba-tiba hadir di tengah diskusi pembahasan militer masuk ke kampus.  Ukem yang memakai kaos hitam celana panjang langsung duduk di barisan belakang.  Pemantik dari FTPS, Farhan, merasa ada sosok mencurigakan yang tiba-tiba memasuki forum diskusi. Untuk memverifikasi intelejen tersebut, Farhan mengajak masa forum untuk memperkenalkan diri dan latar belakang.  " Biar makin kenal, ...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...