Langsung ke konten utama

Ketidakjelasan Syarat Lulus BTQ Risaukan Mahasiswa

Ketidakjelasan Syarat Lulus BTQ Risaukan Mahasiswa


Buku Bimbingan Baca Tulis Alquran dan Tahfidz
LPMReference.com - Kebijakan program Baca Tulis Alquran (BTQ) yang diterapkan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menuai kerisauan mahasiswa. Pasalnya, syarat lulus program BTQ mahasiswa berbeda-beda.

Feris Sandriya, mahasiswa Sosiologi angkatan 2015, mengungkapkan adanya perbedaan batas hafalan untuk lulus program BTQ mahasiswa satu dengan yang lainnya. Feris mengaku disuruh dosen pengampunya untuk menghafal semua surah Alquran juz 30. Di sisi lain, ia tahu bahwa teman-temannya ada yang hanya menghafal beberapa surah saja dalam juz 30 tersebut.

Fakultas sendiri awalnya mengatakan bahwa mahasiswa diwajibkan menghafal semua surah Alquran juz 30 keseluruhan. Namun, ada yang mengatakan, juz 30 hanya dari surah Al-A’la sampai An-Nas, bahkan ada pula yang lebih sedikit, dari surah Ad-Dhuha sampai An-Nas. Kebijakan yang tak tersampaikan secara baik inilah yang menjadi persoalan.

Kebijakan tersebut menurut Feris sangat tidak adil. “Ya memang tiap dosen memiliki kebijakan berbeda, tapi alangkah lebih baiknya disamaratakan agar adil dan tidak terjadi kecemburuan sosial mahasiswa,” ujar Feris.

Lain halnya dengan Feris, salah satu mahasiswa Sosiologi angkatan 2015 yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa ia telah lulus BTQ hanya dengan hafalan beberapa surah yang ada dalam Alquran juz 30. Namun, ia mengungkapkan bahwa pada dasarnya memang dosen pengampunya menetapkan hafalan semua surah Alquran juz 30. “Mungkin karena ingin membantu mahasiswa, dosen pengampu menetapkan beberapa surah saja untuk dihafalkan,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan I FISIP, Misbah Zulfa Elizabeth, pada Rabu (13/3) menjelaskan bahwa kebijakan BTQ yang diterapkan di FISIP adalah amanat dari Universitas. BTQ pada umumnya hanya dari surah Ad-Dhuha sampai An-Nas.

Namun, selain baca tulis tersebut, ada juga amanat untuk mengajarkan Tahfidzul Quran yang berlaku untuk seluruh mahasiswa FISIP. “Juz 30 dipilih karena dianggap yang paling mudah untuk dihafal dan juga sering dibaca,” tuturnya.

Menanggapi permasalahan kebijakan Tahfidzul Quran yang berbeda-beda, Elizabeth mengatakan bahwa masih banyak dosen pengampu yang keliru terkait hal tersebut. Ia pun akan memberikan pemahaman kepada seluruh dosen pengampu.

Terlepas dari permasalahan yang ada, Elizabeth menilai adanya kebijakan tersebut sangatlah positif, karena dapat mencetak lulusan yang bisa baca tulis Alquran dan bahkan tahfidz. “Hal ini sesuai dengan basic kampus sebagai universitas Islam,” ujarnya.

Reporter: Bibah
Editor: Afief

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...

Wacana Pelantikan Ormawa Diundur, Intergritas Dema Fisip Dipertanyakan

  Reference – Pelantikan organisasi mahasiswa  (ORMAWA) Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UIN Walisongo Semarang, mengalami pengunduran jadwal dari yang sebelumnya tanggal 14 menjadi 17 Februari. Semarang (13/02/2025).  Alasan dari pengunduran jadwal ini karena ketidakprofesionalan dari DEMA dalam mengurus hal ini. Panitia pelantikan  yang harusnya dibentuk jauh jauh hari, tapi kenyataannya baru dibentuk pada hari rabu tanggal 12 februari. Ketidaksiapan ini tentu menjadi perhatian khusus bagi seluruh ORMAWA Fisip. Mengingat DEMA FISIP menjabat sebagai posisi tertinggi dalam ranah ukm dan ORMAWA FISIP Ketua DEMA FISIP sendiri juga mengatakan bahwa ketidaksiapan ini terjadi karena wakilnya belum kembali ke Semarang dikarenakan masih magang. " Panitianya belum dibentuk untuk wakilnya sendiri juga gak ada karena belum ke Semarang." Ujarnya. Bukan hanya itu, wakil dekan III FISIP mengatakan pencarian tempat baru dilakukan pada tanggal 13 Februari dan hingga kini tangg...