![]() |
Euforia Suporter Orsenik 2018
|
LPM
Reference.com. Jumat
(21/9). Rewo-rewo atau suporter merupakan pendobrak semangat atlet dalam
ajang tahunan pekan Olahraga, Seni, Ilmiah dan Ketrampilan (ORSENIK) di UIN
Walisongo. Maka tak
mengherankan jika kemudian suporter berkreasi dalam upaya mendukung fakultas
kebanggaannya.
Namun sayangnya karena persaingan panas
antar fakultas, seringkali terjadi tindakan kurang suportif dari para suporter.
Seperti tindakan rasis bahkan juga terjadi kericuhan. Syarifudin Fahmi, sebagai
ketua Dewan Mahasiswa Universitas (Dema-U) UIN Walisongo menyebuat bahwa rewo-rewo terbaik dilihat dari bagaimana
kreativitas dan kekompakan.
“Rewo- rewo terbaik dinilai dari segi
kreativitas dan kekompakan yang ditampilkan, jika ada tindakan rasis maka akan
dikurangi point penilaiannya,” jelas Fahmi.
Selain itu, Fahmi juga menjelaskan apabila terjadi kericuhan
bahkan sampai baku hantam, akan ia tindaklanjuti dan kemungkinan 2019 Orsenik
akan ditiadakan seperti pada tahun 2014.
Menurut Fahmi untuk rewo
– rewo terbaik akan dinilai oleh juri
yang diambil dari luar kampus. Dimana ia mempunyai bakcground suporter sepakbola. “Juri rewo-rewo dirahasikan identitasnya
untuk menjaga netralitas suporter, intinya ia mempunyai background suporter sepakbola.”
Repoter : Luqman
S.
Editor :
Indah
Feni R.
Komentar
Posting Komentar