LPM Reference.com - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Sosiologi menyelenggarakan bedah buku “Laki-laki dalam Asuhan Feminisme” Kamis,
(19/4) di Audit 2 Kampus 3 Universitas
Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Mengundang dua narasumber, Nur Hasyim
(penulis buku, “Laki-laki dalam Asuhan Feminisme”) dan Misbah Zulfa Elizabeth
(dosen pengamat gender).
Buku “Laki-laki dalam Asuhan Feminisme”
memberikan gambaran bahwa menjadi laki-laki tidak harus dengan kekerasan. Nur
Hasyim menjelaskan bahwa laki-laki dilahirkan bukan untuk menjadi pelaku kekerasan.
Segala hal yang ada di dalam masyarakat merupakan bentuk dari konstruksi budaya,
seperti laki-laki yang harus maskulin dan keras.
Nur Hasyim menambahkan bahwa buku tersebut menjelaskan
mengenai pemikiran baru dari aliansi laki-laki baru, yaitu menjadi laki-laki
yang beda dari mainstream seperti
yang telah dikonstruksikan budaya.
Ia mengatakan bahwa bukunya tersebut memberikan pesan bagi semua
kalangan, bahwa yang berlaku tidak adil dan melakukan kekerasan, berarti sama
dengan mereka yang tidak memanusiakan dirinya sendiri. “Aliansi laki-laki baru
dalam hal ini yaitu, mereka laki-laki yang turut berkontribusi dalam
memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender, agar mereka juga diberi nilai
dan tidak direndahkan,” jelas Nur Hasyim.
Sementara Elizabeth yang bertindak sebagai pembedah buku dalam pemaparannya mengatakan buku “Laki-laki dalam Asuhan Feminisme” jangan hanya sekedar dokumentasi, tapi juga
bisa dijadikan kajian yang serius berupa etnografi.
“Buku ini kalau dijadikan etnografi bisa membuka fenomena
lebih banyak dan menjadi knowledge
bagi banyak orang,” ujarnya. Ia juga menjelaskan bahwa gender terhadap
perempuan juga harus diperhatikan dalam bentuk biologis perempuan, karena
kesetaraan gender juga harus memperhatikan faktor biologis perempuan yaitu menstruasi,
melahirkan dan menyusui.
Reporter : Arina
Salsabila.
Editor :
Sulistiyawan.
Komentar
Posting Komentar