Langsung ke konten utama

Melawan Rezim Diktator

Sumber Foto : opinibuku.wordpress.com
Judul Buku: Anak-Anak Revolusi (Buku 1)
Penulis: Budiman Sudjatmiko
Tahun Terbit: 2013
Penerbit: Gramedia
Tebal: 473 halaman
Peresensi: Luqman Sulistiyawan

Idealisme adalah hal yang lekat dengan mahasiswa seperti yang digambarkan dalam buku ini, di mana seorang Budiman Sudjatmiko mampu menggambarkan sebuah pergerakkan melawan rezim diktator melalui buku autobiografinya. Dalam buku digambarkan bahwa jiwa pergerakkan Budiman sudah tumbuh sejak ia duduk di bangku SD. Ia sudah mulai membaca beberapa  buku ayah dan kakeknya yang merupakan buku terlarang pada zaman orde baru, seperti Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia dan Di Bawah Bendera Revolusi. Bagi Budiman kecil, dengan membaca buku ia seakan diajak bertualang oleh Bung Karno untuk mengenal negerinya sendiri dan dikenalkan pada pemikiran para tokoh-tokoh besar.

Setelah lulus SMP, Budiman melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta. Di sana ia mengenal beberapa kakak  kelas yang gemar mendiskusikan sains dan filsafat, melalui mereka lah ia bisa mengembangkan pemikiran dan memperoleh banyak buku yang saat itu dilarang oleh orde baru. Setelah itu ia dikenalkan pada beberapa  kelompok diskusi yang ada di Yogyakarta, seperti aktivis Himpuan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), kelompok diskusi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjahmada (UGM), dan kelompok diskusi Palagan. Bersama kelompok diskusi ini Budiman banyak mengkritisi pemerintahan orde baru. Saat tahun terakhirnya di SMA, yaitu pada Mei 1998, beberapa teman aktivis dari kelompok diskusi yang ia ikuti ditangkap oleh intelijen karena mengedarkan buku-buku terlarang. orang tua Budiman pun segera membawanya pulang ke Bogor karena khawatir anaknya tertangkap.

Selesai SMA ia kembali lagi ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ekonomi UGM. Dibandingkan hanya menghabiskan waktu untuk duduk manis di ruang kuliah, Budiman lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman aktivisnya untuk  mengorganisir dan mengadvokasi masyarakat yang tertindas karena kebijakan pemerintah orde baru. Kegiatannya itu akhirnya tercium oleh intelijen, yang membuat dirinya menjadi buronan, Budiman pun tertangkap oleh aparat dan divonis penjara selama tiga belas tahun.

Buku seri kesatu Anak-Anak Revolusi ini, memiliki beberapa keunggulan di antaranya adalah penyajian cerita yang seperti novel  sehingga membuat pembaca menikmati lembar demi lembar dengan ringan tanpa menghilangkan unsur sejarah dan intektualitas yang pernah digoreskan pejuang orde baru. Meskipun begitu, buku ini juga mempunyai kekurangan, yaitu pemakaian alur mundur yang sedikit membingungkan saat suatu peristiwa belum selesai diceritakan, dalam buku ini kita diajak flashback  untuk melihat peristiwa yang dialami penulis di masa kecil.


Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, buku ini layak dibaca terutama bagi kaum idealis yang merindukan negara yang ideal, sekaligus membangkitkan memori kita untuk  melawan lupa atas kediktatoran penguasa rezim orde baru yang telah menodai sejarah bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...

Wacana Pelantikan Ormawa Diundur, Intergritas Dema Fisip Dipertanyakan

  Reference – Pelantikan organisasi mahasiswa  (ORMAWA) Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UIN Walisongo Semarang, mengalami pengunduran jadwal dari yang sebelumnya tanggal 14 menjadi 17 Februari. Semarang (13/02/2025).  Alasan dari pengunduran jadwal ini karena ketidakprofesionalan dari DEMA dalam mengurus hal ini. Panitia pelantikan  yang harusnya dibentuk jauh jauh hari, tapi kenyataannya baru dibentuk pada hari rabu tanggal 12 februari. Ketidaksiapan ini tentu menjadi perhatian khusus bagi seluruh ORMAWA Fisip. Mengingat DEMA FISIP menjabat sebagai posisi tertinggi dalam ranah ukm dan ORMAWA FISIP Ketua DEMA FISIP sendiri juga mengatakan bahwa ketidaksiapan ini terjadi karena wakilnya belum kembali ke Semarang dikarenakan masih magang. " Panitianya belum dibentuk untuk wakilnya sendiri juga gak ada karena belum ke Semarang." Ujarnya. Bukan hanya itu, wakil dekan III FISIP mengatakan pencarian tempat baru dilakukan pada tanggal 13 Februari dan hingga kini tangg...