LPM REFERENCE - Goa kreo
merupakan tempat wiasata unik yang berada di Gunungpati, Semarang. Bagaimana
tidak, sepanjang goa dan sekitar waduk jatibarang banyak kera yang berkeliaran
secara liar yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Dibalik keunikannya
ternyata terselip berbagai sejarah mistis yang diyakini masyarakat.
Tak terkecuali untuk mbah Sumar juru kunci tempat
wisata tersebut, minggu (30/04) ketika kru Reference bertemu dengannya, ia menjelaskan
bahwa goa kreo masih keramat dan sakral. Dulunya merupakan peninggalan Sunan Kalijaga,
dimana saat Sunan Kalijaga mencari kayu jati untuk masjid agung Demak, kayu
jatinya tersangkut disungai sebuah hutan. kemudian Sunan Kalijaga bersemedi dan
meminta pertolongan pada Allah sehingga dikirimkan empat kera yang berwarna
merah, kuning, putih dan hitam. keempat kera itulah membawakan kayu jati
tersebut sampai ke Demak.
Menurut mbah Sumar keempat kera tersebut ghoib dan masing masing warna tersebut mempunyai filosofi, bila ada yang melihatnya maka pertanda akan terjadinya suatu peristiwa tertentu. “Kera putih melambangkan adanya peningkatan segala yang dikehendaki, kera kuning melambangkan mendekati kesuksesan, kera warna hitam menunjukkan ada permasalahan dan kera warna merah melambangkan adanya bencana.” Jelasnya.
Menurut mbah Sumar keempat kera tersebut ghoib dan masing masing warna tersebut mempunyai filosofi, bila ada yang melihatnya maka pertanda akan terjadinya suatu peristiwa tertentu. “Kera putih melambangkan adanya peningkatan segala yang dikehendaki, kera kuning melambangkan mendekati kesuksesan, kera warna hitam menunjukkan ada permasalahan dan kera warna merah melambangkan adanya bencana.” Jelasnya.
Keempat kera ghoib itu diberi tugas
untuk menjaga sisa potongan pohon jati yang ditinggal di hutan tersebut. Sehingga
tempat itu dinamakan goa kreo yang berasal dari kata mangreho yang berarti
peliharalah atau jagalah. “Sebagai wujud penghormatan dan naluri adat setempat
setiap tanggal 7 syawal atau lebaran ke -7 diadakan sesaji rewanda di goa kreo.”
ucap mbah Sumar. (Luqman)
Komentar
Posting Komentar