LPM REFERENCE - Jumat (14/04),
Imam Risdiyanto manager sekaligus editor penerbitan Bentang, mengisi workhsop
jurnalistik yang merupakan salahsatu rangkaian acara dari kegiatan yang
diadakan Rahim Bangsa. Bertempat di
gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), para peserta begitu antusias
mengikuti acara dengan berbagai pertanyaan pada Imam. Sesuai acara crew Reference
berhasil menemui Imam dan berbicangan mengenai menulis bagi mahasiswa.
Ia mengatakan bahwa menulis adalah bagian dari mengungkapkan
gagasan layaknya berorasi atau berbicara dan itu dibutuhkan mahasiswa, sehingga
civitas akademika mendorong mahasiswanya untuk menulis dalam kerangka akademik.
“ Contoh dari dorongan civitas akademik dalam penulisan adalah dengan memberikan tugas
makalah atau pun skripsi, namun mahasiswa melihat itu sebagai beban sehingga
rawan plagiasi,” tuturnya.
Bagi Imam untuk bisa menulis sebenarnya tidak ada teknik khusus yang ada hanya praktek dan praktek. Karena
pada dasarnya ketika awal masuk kuliah sudah mendapat mata kuliah Bahasa
Indonesia. “ Pelajaran Bahasa Indoensia sebagai modal awalnya tinggal
prakteknya saja,” ujar pria berkacmata ini. Ia juga berharap mahasiswa bisa
lebih dekat dengan buku karena menulis adalah lanjutan dari membaca. “Mahasiswa
yang penting baca dulu baru kemudian menulis, karena setelah membaca akan
menemukan ide menulis,” pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar