Skip to main content

Mahasiswa KKN Posko 31 UIN Walisongo Mengadakan Diskusi Terkait Toleransi Beragama

Proses kegiatan diskusi berlangsung (dokumentasi probadi)

LPMReference.com - 
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) posko 31 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan diskusi terkait toleransi beragama di Mushola An-Nur, Kelurahan Cangkiran, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk progam kegiatan kelompok bidang moderasi beragama dari KKN UIN Walisongo Semarang, Senin (19/10/2020).

Diskusi ini sendiri mengangkat judul, ''Meneguhkan Sikap Toleransi Di Era Milenial'' yang di isi oleh Ustaz Ahsan Ma’ruf selaku pengasuh madin dan majlis ta’lim An-Nur Cangkiran. Selain itu diskusi ini juga dihadiri oleh pemuda dan pemudi Desa Cangkiran.

Ramadhan, selaku ketua KKN posko 31 UIN Walisongo Semarang, mengatakan kegiatan diskusi ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap toleransi sejak dini khususnya dikalangan remaja dan mahasiswa.

Pembahasan diskusi ini sendiri lebih berfokus kepada upaya untuk meneguhkan atau menumbuhkan sikap toleransi sejak dini dan menangkal radikalisme di kalangan remaja, khususnya mahasiswa.

Kegiatan diskusi ini juga mendapatkan dukungan dari remaja Desa Cangkiran. Emil sebagai salah satu remaja desa cangkiran mengucapkan terimakasih kepada mahasiswa KKN posko 31 UIN Walisongo yang sudah mengadakan kegiatan ini.

''Saya mewakili remaja Desa Cangkiran mengucapkan terimakasih banyak kepada mahasiswa KKN posko 31 UIN Walisongo yang telah menyelenggarakan diskusi ini. Dengan adanya diskusi ini kami sadar bahwa toleransi itu sangat penting bagi kehidupan bernegara dan beragama'', tuturnya.

Kegiatan diskusi berjalan dengan lancar walaupun mengalami sedikit keterlambatan diawal.


Pewarta   : Hafidz Ernanda Ramadhan

Redaktur  : Fuizah

Comments

Popular posts from this blog

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe