Skip to main content

Anntisivasi Covid-19, Pelayanan Sim Tilang Ditunda

Pengumuman Penundaan pelayanan oleh Kapisidum (Dokumen Pribadi)
LpmReference.com- Kepala Kejaksaan Negeri Semarang, menginstruksikan untuk pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) tilang ditunda. Melalui Kasipidum, bapak Edi menyampaikan bahwa penundaan ini dimaksudkan untuk mencegah Penyebaran Virus Corona (Covid-19). Karena menilai antrian dan kerumunan yang ada dikhawatirkan menjadi potensi penyebaran virus tersebut. Mengingat jumlah penderita dan korban meninggal semakin tinggi tiap harinya. Sehingga pelayanan SIM tilang ditunda, sampai waktu yang ditentukan. Jumat (20/03/2020).

Padahal masyarakat telah menunggu dari jam 07.00 WIB. Namun ketika jam 08.00 WIB lebih, pelayanan tidak kunjung dimulai. Setelah itu, barulah ada pengumuman dari pak Edi ''bahwa untuk sementara waktu Pelayanan SIM tilang ditunda sementara waktu''. Sehingga masyarakat menyayangkan penudaan ini, mengapa tidak jauh-jauh hari sebelumnya.  Bapak Anton selaku Satpam pun, baru mendapat pemberitahuan itu sejak tadi pagi. Atas penundaan ini, bapak Edi menawarkan Alur Pelayanan tilang SIM yang baru seperti dibawah ini:
Dilansir dari : https://kejari-kotasemarang.kejaksaan.go.id/
Sehingga untuk sementara waktu, Alur yang dipakai adalah alur diatas, diharapkan untuk dapat mengurangi penularan virus Corona ini. Kemudian, pelayanan akan kembali normal pada tanggal 03 April. Selain itu, masyarakat yang kesal karena informasi ini tidak disampaikan jauh-jauh hari, kemudian sebagian masyarakat menyayangkan karena tidak semua orang dapat paham bahkan memiliki Whatsapp (WA). Setelah itu, Masyarakat yang mengharap pelayanan akhirnya meninggalkan kejaksaan Negeri seraya mengikuti instruksi yang telah diberikan.

Reporter  : Dery Mukarram
Redaktur : Fuizatun Khasanah

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe