Skip to main content

Abu Nawas dan Pelajaran Kritis

Sumber gambar: http//4.bp.blogspot.com/_S8BLDMGXegl/TKNyv5w33ZI

Pagi itu, Baghdad lagi-lagi digegerkan dengan ulah Abu Nawas, dia berkata pada semua penduduk Baghdad kalau dia akan terbang “wahai penduduk baghdad, saksikan aku akan terbang” seluruh warga digemparkan dengan pernyataan Abu Nawas, ada yang percaya dengan Abu Nawas kalau dia benar benar akan terbang, karena mereka meyakini Abu Nawas adalah wali, dan sebagian orang juga tidak percaya kalau dia benar benar akan terbang.

Berita Abu Nawas akan terbang terdengar sampai ke telinga baginda Raja Harun Ar-Rosyid, Raja pun mengutus ajudannya untuk memanggil Abu Nawas “Panggilkan abu Nawas, suruh dia menghadapku sekarang juga” perintah baginda raja. Sesampainya Abu Nawas di hadapan Raja, baginda bertanya kepadanya “Apakah benar kamu akan terbang?” tanya sang Raja. Dengan mantap Abu Nawas menjawab pertanyaan raja “iya, saya benar benar akan terbang” jawab Abu Nawas. “kapan dan dimana kamu akan terbang?” tanya Raja kembali. “besok baginda, di depan Masjid.” Baginda Raja pun mengancam Abu Nawas kalau dia sampai berbohong pengadilan akan memberikan hukuman mati padanya.

Berita itupun tersebar keseluruh penduduk Baghdad, keesokan harinya penduduk Baghdad berbondong bondong pergi kehalaman masjid untuk menyaksikan Abu Nawas yang akan terbang. Abu Nawas berjalan kemenara masjid, sesampainya di menara masjid ia kepak-kepakan tangannya berkali kali seperti akan terbang, namun karena Abu Nawas tak kunjung terbang, masyarakat menyorakinya “Hai Abu Nawas cepat terbang, atau kau akan di penggal oleh baginda raja” seluruh penduduk yang menyaksikan kejadian itu. “iya ini aku akan terbang, saksikan baik baik” sahut Abu Nawas sambil menggerakan tangannya seperti akan terbang.

Karena tak kunjung terbang, Baginda Raja mengutus pengawal untuk membawa Abu Nawas kehadapannya. Sesampainya di istana, Raja bekata pada Abu Nawas “Kamu berbohong dan akan mendapatkan hukuman mati, karena kamu tidak bisa terbang” ancam baginda Raja. “Saya tidak berbohong baginda, saya kemarin berkata bahwa saya akan terbang, bukan berkata saya bisa terbang, sedangkan apa yang saya lakukan di menara masjid adalah salah satu bukti saya akan terbang” tegas Abu Nawas. Raja pun berfikir benar apa yang dikatakan Abu Nawas dan ia terbebas dari hukuman mati.

Banyak orang yang suka menyimpulkan pernyataan orang lain tanpa menggali lebih mendalam pernyataan itu, sehingga budaya caci maki berkembang sangat pesat di era digital yang memudahkan setiap orang untuk berkomentar apapun. Budaya kritis dalam menanggapi sesuatu seakan- akan hilang dari bangsa kita.

Sebagai kaum mahasiswa sudah seharusnya budaya kritis terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat kembali digelorakan, melalui kajian yang lebih mendalam, pemahaman materi dan teori yang lebih kuat dan didukung dengan fakta lapangan yang harus digali, disitulah tantangan mahasiswa sebagai agen perubahan, dan penggerak dalam memecahkan suatu permasalahan dengan baik dan benar.

Sudahkah kalian berfikir kritis ?

Oleh: Farisbalya

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe