Skip to main content

Komisioner KPU Jateng: Pertimbangkan Dahulu Sebelum Golput


LPM Reference.com - Senin (12/3) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah menggelar seminar  goes to campus di FISIP UIN Walisongo dengan tema “Sosialisasi Pendidikan Pemilih Pemula dan Muda.”

Ikhwanudin, komisioner KPU Jawa Tengah mengatakan bahwa, seminar ini dilaksanakan guna memberikan informasi penyelenggaraan pemilu, pemahaman hak-hak politik, dan membangun gerakan bersama melawan hoak.

Di sela sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa dari Ilmu Politik, Syafi’iun Niam  mengeluhkan mengenai kendala jarak ketika berlangsungnya Pilpres bagi orang yang merantau, karena harus  pulang didaerah asalnya untuk memperoleh hak suara.

Menggapai pertanyaan demikian, Ikhwanudin menjelaskan bahwa pemilih yang tidak berada didaerah asalnya masih bisa berpartisipasi dalam pemilihan. Yaitu  dengan  melakukan konfirmasi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) di daerah asal, lalu mengajukan surat rekomendasi ke TPS terdekat.

Ikhawanudin menjelaskan bahwa jika ingin golput dipikirkan terlebih dahulu, hal tersebut karena pemilih sudah dianggarkan melalui APBN. “Jika memang tidak berpatisipasi atau golput maka pemilih bisa memberikan laporan untuk tidak ikut memilih dengan memberikan alasan yang jelas,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa jika memilih golput maka sama saja dengan membuang anggaran yang sudah dikeluarkan pemerintah.

Reporter : Arina Salsabila
Editor : Luqman


Comments

Popular posts from this blog

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas pengguna

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat