Skip to main content

Review Film “Pesta Oligarki”: Melawan Dinamika Kekuasaan di Indonesia

LPM Reference - Biro Sosial dan Politik Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fisip, berkolaborasi dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Sosiologi, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang, mengadakan nonton bareng dan diskusi publik film berjudul “Pesta Oligarki” bertempat di Taros Ngaliyan, Semarang pukul 19:00 WIB (4/11/2024).

Acara ini bertujuan untuk mengupas fenomena oligarki di Indonesia melalui film dokumenter yang menyoroti dinamika kekuasaan yang tersembunyi di balik layar, suatu isu yang semakin relevan di tengah kompleksitas politik saat ini. Narasumber yang dihadirkan adalah Ansol Boy, Ketua Senat Mahasiswa dan demisioner Wakil Ketua Rayon Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang. Diskusi ini dimoderatori oleh Moch Khozainul Muna, anggota Sosial Politik (Sospol) PMII Rayon Fisip.

Dalam pembahasan, Ansol Boy menggarisbawahi bahwa film "Pesta Oligarki" memberikan gambaran yang tajam dan menggelisahkan tentang realitas politik Indonesia saat ini. “Dokumenter ini berhasil mengupas lapisan-lapisan kekuasaan yang tersembunyi dan menunjukkan bagaimana oligarki telah menggerogoti fondasi demokrasi kita,” ujar Ansol.

M. Dany Rizqianto, Kepala Biro Sosial Politik, menjelaskan bahwa dunia perpolitikan di Indonesia saat ini dikuasai oleh oligarki yang berada di belakang layar, yang menimbulkan kekhawatiran dalam politik nasional. Ia menekankan bahwa individu yang ingin masuk ke dunia politik sering kali merasa takut, “Melihat situasi politik di Indonesia, banyak orang-orang yang mengisi kekuasaan didukung oleh cukong-cukong atau oligarki. Hal ini meresahkan masyarakat, karena yang mampu mengisi kekuasaan biasanya adalah orang-orang berduit, sementara rakyat kecil hanya bisa menonton,” ujarnya.

Ketua PMII Rayon Fisip, Iqbal Mujahid, berharap acara nobar dan diskusi ini dapat meningkatkan sudut pandang peserta mengenai isu-isu politik di Indonesia. “Kegiatan ini diharapkan dapat mempertajam perspektif biro sosial politik kami dan menyadarkan kita semua tentang peran yang bisa dimainkan dalam membedah berbagai permasalahan,” imbuhnya.

Acara ini juga dimaksudkan sebagai bekal awal bagi mahasiswa untuk lebih peka terhadap kondisi pemerintahan saat ini. Iqbal menambahkan, “Koalisi yang gemuk ini menjadi pertanyaan besar, apakah baik untuk birokrasi atau negara secara keseluruhan.”

Salah satu kader PMII, Anggi Jati Setyoko, menyatakan bahwa acara nobar dan diskusi ini sangat menguntungkan. “Saya merasa bersyukur bisa bergabung dan mendapatkan ilmu yang tidak saya peroleh di bangku perkuliahan,” ungkapnya.

Ansol Boy juga menegaskan bahwa film dokumenter "Pesta Oligarki" karya Ari Trismana adalah sebuah refleksi kritis terhadap realitas politik Indonesia saat ini. “Film ini membuka mata publik akan ancaman nyata terhadap demokrasi kita,” ujarnya.

Lebih dari sekadar tontonan, "Pesta Oligarki" adalah panggilan untuk bertindak bagi semua elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk melawan ketidakadilan dan pelemahan sistem demokrasi. Ansol menambahkan, “Dengan dirilis pada momen krusial menjelang pergantian kepemimpinan nasional, film ini menjadi pengingat penting akan perjuangan yang masih harus kita lakukan demi masa depan Indonesia yang lebih baik dan berkeadilan.”

Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk lebih aktif dalam memahami dan berpartisipasi dalam politik, agar bersama-sama menciptakan perubahan menuju Indonesia yang lebih adil dan demokratis.

Penulis: Moch Khozainul Muna

Redaktur: Farah Nabila

Comments

Popular posts from this blog

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...

SISI MISTIS GOA KREO, DALAM PANDANGAN MBAH SUMAR

   LPM REFERENCE -  Goa kreo merupakan tempat wiasata unik yang berada di Gunungpati, Semarang. Bagaimana tidak, sepanjang goa dan sekitar waduk jatibarang banyak kera yang berkeliaran secara liar yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Dibalik keunikannya ternyata terselip berbagai sejarah mistis yang diyakini masyarakat. Tak terkecuali untuk mbah Sumar juru kunci tempat wisata tersebut, minggu (30/04) ketika kru Reference bertemu dengannya, ia menjelaskan bahwa goa kreo masih keramat dan sakral. Dulunya merupakan peninggalan Sunan Kalijaga, dimana saat Sunan Kalijaga mencari kayu jati untuk masjid agung Demak, kayu jatinya tersangkut disungai sebuah hutan. kemudian Sunan Kalijaga bersemedi dan meminta pertolongan pada Allah sehingga dikirimkan empat kera yang berwarna merah, kuning, putih dan hitam. keempat kera itulah membawakan kayu jati tersebut sampai ke Demak.  Menurut mbah Sumar keempat kera tersebut ghoib dan masing masing warna ...