Skip to main content

Kerusuhan di Kantor Gubernur Kota Semarang oleh Seruan Aksi Mahasiswa

 


LPM REFERENCE—Kementerian Sosial Politik (Kemensospol), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), beserta jajaran organisasi mahasiswa (Ormawa), turut serta ikuti seruan aksi May Day dan Hari Pendidikan Nasional. Acara tersebut diadakan di Kantor Gubernur Kota Semarang  (01/05/2024).

Seruan aksi ini, membahas pentingnya peran buruh dalam masyarakat. Acara ini juga diikuti oleh aliansi Mahasiswa UIN Walisongo dengan diawali dengan long mars, orasi dari berbagai elemen, mendesak pimpinan menemui aksi masa, dan ditutup dengan pembacaan tuntutan.

Akan tetapi, sekitar pukul 15.54 polisi mulai memukul masa aksi mundur dengan menyemprotkan water canon dengan dalih undang-undang dan melindungi aset negara. Polisi meminta masa aksi tenang, padahal masa aksi meminta pimpinan yang bersangkutan untuk menemui masa aksi di depan gerbang Gubernur.

Tidak berhenti disitu, polisi juga memukul dan menyeret masa aksi yang tetap meminta pimpinan untuk keluar. Setidaknya terdapat lebih dari 3 masa aksi yang terluka dan memar akibat Tonfa (pentungan polisi) dibagian tangan, leher, maupun dada. Hal ini menggambarkan bahwa aset negara lebih penting dilindungi daripada tuntutan rakyat dan rakyat itu sendiri,apa kata rakyat tidak mau didengarkan.

Tindakan represif oleh aparat menandakan bahwa negara tidak mempunya keberpihakan kepada rakyat yang menyampaikan kebenaran. Maka, hanya ada satu kata, LAWAN!!!

Penulis: Dini Nurrofi
Redaktur: Izzatul Jannah

Comments

Popular posts from this blog

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat