Skip to main content

Talkshow Public Relation Free HTM!!

 


LPM REFERENCE — Acara "Public Relations Personal Branding to Increase Trust: Communication Strategies in the Era of Society 5.0". Acara yang diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Komunikasi (DEMA FPK) akan digelar pada Jumat, 26 April 2024 dengan tujuan untuk membahas strategi komunikasi yang relevan dengan perubahan kebutuhan masyarakat di era teknologi yang di Teater Planetarium UIN Walisongo Semarang.

Talkshow ini akan menghadirkan dua pemateri ternama terkait pembahasan strategi komunikasi modern. Pemateri pertama adalah Widi Cahya Adi, M.Pd, seorang ahli di bidang Hubungan Masyarakat (Public Relations/PR), yang akan membahas pentingnya personal branding dalam membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dengan masyarakat luas. 

Pemateri kedua adalah Tegar Tata Gutama, S.Psi, seorang psikolog yang akan memaparkan strategi komunikasi yang sesuai dengan evolusi kebutuhan masyarakat dalam era Society 5.0.

Pemateri tersebut akan memberikan wawasan, saran, dan studi kasus tentang penggunaan personal branding untuk memperkuat hubungan dengan publik. Peserta akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang pengembangan dan penyajian merek pribadi mereka dalam konteks PR, serta penerapan strategi komunikasi yang efektif dalam era Society 5.0.

Talkshow ini juga menjadi platform untuk berdiskusi, berbagi ide, dan membangun hubungan dengan para profesional PR, ahli branding, dan pihak lain yang tertarik untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dalam lingkungan yang terus berubah. Diharapkan acara ini dapat memberikan bimbingan dan inspirasi berharga bagi peserta dalam mengembangkan personal branding yang kuat dan meningkatkan tingkat kepercayaan saat berinteraksi dengan masyarakat umum

Penulis: Rizka Nur Nahdia Maramis

Redaktur: Tegar Budi Hartadi

Comments

Popular posts from this blog

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat