Skip to main content

Kolaborasi Diskusi DEMA FISIP dan PMII Rayon FISIP dalam Memahami Pentingnya Peran Perempuan dalam Birokrasi Kampus



LPM REFERENCE—Kementerian Sosial Politik (Kemensospol) Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), serta Sosial Politik (Sospol) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon FISIP, mengadakan diskusi gagasan sosial dan politik dengan mengangkat tema "Pentingnya Peran Perempuan dalam Birokrasi Kampus." Acara tersebut diadakan di FISIP Forest Garden (29/04/2024).

Diskusi ini menampilkan narasumber yang inspiratif, Bapak Dosen FISIP Nur Hasyim M.A, yang akan membahas pentingnya peran perempuan dalam birokrasi kampus. Acara ini juga didampingi oleh mahasiswi FISIP, Frisilia Ananta Grustriningsih, selaku moderator.

Pemateri memberikan wawasan, saran, dan studi kasus tentang pentingnya peran perempuan dalam birokrasi kampus. Mereka juga akan menjelaskan bahwa di UIN Walisongo, andil perempuan dalam struktur kampus, dari rektorat hingga dosen, masih belum mencapai 30%, dengan dominasi yang lebih pada pihak laki-laki.

Diskusi ini menjadi langkah awal yang penting dalam meningkatkan kesadaran akan peran penting perempuan dalam birokrasi kampus. Pentingnya peran perempuan dalam birokrasi kampus menjadi fokus utama untuk menyadari kebutuhan akan representasi gender yang seimbang dalam lingkungan akademik. Dengan memperbanyak peran perempuan dalam struktur birokrasi kampus, diharapkan kebutuhan serta perspektif perempuan dapat lebih diperhatikan dan diwakili dalam pengambilan keputusan serta pengelolaan institusi pendidikan.

Penulis:    Azzikra Vida Aulia Viany

Redaktur: Farah Nabila

Comments

Popular posts from this blog

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat