Skip to main content

Untuk Memperingati Perjuangan Perempuan dalam Mencapai Kesetaraan Gender DEMA FISIP Adakan Diskusi Terbuka


LPM REFERENCE—Dewan Mahasiswa (DEMA) FISIP UIN Walisongo melangsungkan kegiatan diskusi yang didedikasikan untuk memperingati hari Perempuan, dengan tema "Kesetaraan Gender: Kampus dan Aktivisme" bertempat di FISIP Forest Garden pukul 15.00-17.00 pada hari Rabu (13/4/24). 

Diskusi tersebut menghadirkan dua narasumber dari aktivis perempuan, yaitu Lela Fakhriyatun selaku pemateri satu dan Ishaleha Dellavera selaku pemateri dua. 

Tercatat dalam PTIPD (Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data) Universitas Negeri Islam Walisongo, bahwa mahasiswa perempuan lebih dominan dibandingkan dengan laki-laki, yang mana dapat di rasakan oleh kalangan kampus mengenai kesetaraan gender yang masih timpang tindih dalam birokrasi. 
"Ancaman dari birokrat terhadap gerakan-gerakan yang membahas isu kekerasan seksual, dapat dilihat secara langsung pada waktu pbak dan acara mimbar bebas" tutur Della 

Dalam diskusi tersebut menekankan bahwa aktivis hadir dengan kesadaran diri yang kuat, mengangkat kesadaran sebagai mahasiswa, bahwa kesetaraan gender tidak bisa terwujud jika hanya perempuan saja yang memahaminya. Menyadari bahwa perjuangan untuk kesetaraan gender membutuhkan partisipasi dari semua pihak, termasuk laki-laki, untuk mencapai tujuan bersama dalam mewujudkan sebuah masyarakat yang adil dan inklusif.

Keberlangsungan acara tersebut menggugah jiwa aktivis mahasiswa untuk penegakan kesetaraan gender yang masih porak poranda. Antusiasme audiens dalam rangkaian acara tanya jawab juga menjadi bukti bahwa kesetaraan gender harus di tegakkan. 

Penulis: Aurora Stifada
Redaktur: Farah Nabila

Comments

Popular posts from this blog

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat