Skip to main content

Stadium Generale: Peran Himapol dalam Pemahaman Politik Pasca Demokrasi Indonesia


LPM Reference - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan acara Stadium General yang bertemakan, "Peran Himapol Indonesia terhadap pemahaman politik pasca pesta demokrasi di Indonesia" di gedung teater IsDB FITK lantai 3 pada hari Jum'at (15/3/2024).

Acara ini dihadiri oleh Dekan FISIP, Ibu Prof. Dr. Misbah Zulfa Elizabeth, M.Hum, Wakil Dekan III, Bapak Dr. Moh. Khasan, M.Ag, serta Ketua Himapol korwil IV. Narasumber dalam acara tersebut adalah Bapak Mualim S.Pd.MM, MH dari Wakil DPRD Kota Semarang dan Kombespol Bapak Irwan Anwar dari Kapolrestabes Kota Semarang. Selain itu, acara ini turut dihadiri oleh perwakilan Himpunan Mahasiswa dari beberapa Universitas, antara lain Universitas Wahid Hasyim, Universitas Negeri Semarang, Universitas Sains Al-Qur'an Wonosobo, IAIN Kudus, Universitas Gajah Mada, serta Universitas Jendral Soedirman.

Dalam sambutannya, Ibu Prof. Dr. Misbah Zulfa Elisabeth, M.Hum menyampaikan bahwa dukungan penuh untuk HMJ Ilmu Politik dan Himapol (Himpunan Mahasisiswa Ilmu Politik), serta menekankan pentingnya memiliki energi tambahan untuk merancang program-program yang menarik dengan tujuan menghidupkan kembali organisasi dengan dampak yang signifikan. "Himapol dalam bidang keilmuan memfokuskan tema mengenai peran Himapol Indonesia dalam pemahaman politik pasca pesta demokrasi di Indonesia dengan mengeksplorasi dinamika politik di negara kita untuk kemudian mengekstraksi inti dari permasalahan yang akan dijadikan landasan dalam pembuatan program-program selanjutnya" ucap beliau.

Acara ini dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Bapak Mualim, S.Pd. MM, MH yang menyatakan bahwa mahasiswa diharapkan dapat menjadi mentor. Mereka juga diharapkan turut serta dalam pengawasan pada pemilihan tahun depan. Disarankan untuk mengadakan pelatihan atau diskusi yang melibatkan tokoh masyarakat atau agama. Mari ajak masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan setelah pemilu berlangsung.

Penulis: Amelia Yossyi Syafitri
Redaktur: Only Saputri

Comments

Popular posts from this blog

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat