Skip to main content

Harlah Sewindu FISIP UIN Walisongo Semarang, Menyongsong Partisipasi Mahasiswa Menuju Pesta Demokrasi 2024

 

http://www.lpmreference.com/

Penandatanganan surat kerja sama antara FISIP dan Bawaslu

LPM Reference-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang memperingati hari lahir (Harlah) yang ke-8 dengan menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Kontribusi Mahasiswa dalam Menyongsong Pemilu Damai, Berkualitas, dan Berintegritas”, yang bertempat di gedung Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Rabu (13/8/2023).

Seminar nasional ini merupakan bagian dari serangkaian acara opening ceremony hari lahir FISIP yang dibuka langsung oleh Dekan FISIP UIN Walisongo, Misbah Zulfa Elizabeth M. Hum. Menariknya dalam seminar nasional kali ini, FISIP menghadirkan empat pemateri yang memiliki latar belakang dan pengaruh besar pada pesta demokrasi yang akan berlangsung pada tahun 2024 mendatang. Keempat pemateri tersebut diantaranya Ketua Bawaslu Kota Semarang, Kepala Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, DPRD Kota Semarang, dan Kapolrestabes Semarang.

Pada kesempatan kali ini perwakilan dari Kepala Kesbangpol menyampaikan pentingnya  peranan generasi muda dalam menyambut pesta demokrasi pada tahun 2024 nantinya. Oleh karena itu, para generasi muda (Gen Z) dituntut untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial, hal ini didasarkan pada pepatah yang bukan lagi “Mulutmu adalah harimaumu” tetapi lebih menuju pada pepatah moderen “Jarimu adalah harimaumu”.

Perwakilan dari Ketua Bawaslu Kota Semarang juga turut memberikan sosialisasi dan saran bagi para mahasiswa, terkhusus yang berasal dari luar pulau Jawa untuk dapat segera mengurus surat pindah memilih agar bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik.

“Sebagai mahasiswa kalian harus menggunakan kesempatan hak pilih kalian dengan baik,  serta harus selektif dalam menanggapi isu-isu ataupun pemberitaan hoax tentang politik, mengingat pada pemilu di tahun 2019 tentang adanya pemberitaan hoax bahwa warga luar bebas datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) hanya dengan membawa KTP saja”, ujar Perwakilan dari Ketua Bawaslu.

Selain itu, Perwakilan dari Ketua Bawaslu Kota Semarang juga menekankan bahwa dalam pesta demokrasi tidak sepantasnya ada unsur-unsur serangan fajar (Politik Uang).

“Sebisanya kita harus menolak serangan fajar (Politik Uang) dari para caleg ataupun kandidat lainnya, meskipun itu atas dasar bentuk terimakasih, hadiah, ataupun apapun itu. Bahwa sesungguhnya politik uang itu tidak diperbolehkan”, terang perwakilan dari Ketua Bawaslu tersebut.

Selanjutnya pada sesi stadium general, wakil dari Kapolrestabes Semarang menyampaikan beberapa kerawanan pemilu yang kemungkinan besar akan dihadapi pada pesta demokrasi pada tahun 2024 nanti. Oleh karena itu mahasiswa harus memiliki tiga sikap utama agar bisa ikut berpartisipasi pada kestabilan dan kelancaran pesta demokrasi di tahun 2024 nantinya.

“Mahasiswa harus mampu menjadi mahasiswa yang smart dalam menghadapi isu-isu politik, serta harus mampu menjadi agen of change”, tambahnya lagi.

Sesi stadium general ini menjadi salah satu sesi yang  mampu memberikan momentum atau kesempatan bagi para peserta (para mahasiswa) untuk mengekspresikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pesta demokrasi yang akan berlangsung pada tahun 2024 nantinya.

Reporter    : Miftachul Jannah

Redaktur   : Amelia Yossyi Syafitri

Comments

Popular posts from this blog

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat