Skip to main content

Dema Fisip adakan Talkshow dan Launching FISIP Mengabdi

 

www.lpmreference.com

LPM Reference-DEMA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang menggelar acara Talk Show dan Lauching FISIP Mengabdi, pada hari Rabu (10/5/2023).

Kegiatan ini digelar di Teater ISDB FITK LT.3, UIN Walisongo Semarang yang mengusung tema “Reaktualisasi Bersama Generasi Bangsa dalam Menyokong Lingkungan dan Pendidikan”. Acara ini berjalan dengan tertib dan khidmat yang dihadiri oleh perwakilan dari setiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Para peserta  menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai pembukaan dalam acara ini yang dimulai pada pukul 10.00 WIB.

Anfhatoni Alama Jidan, sebagai Ketua DEMA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang mengatakan bahwa, tujuan diadakannya Talk Show dan Launching FISIP mengabdi ini sebagai bentuk implementasi kita terhadap kekuasaan tertinggi yang mana pengabdian terhadap masyarakat itu sebagai salah satu bentuk tindakan agen of change. Adanya gerakan pengajaran di desa yaitu untuk membangkitkan suatu intelektual-intelektual yang ada di desa. Sehingga, menjadikan desa bisa sama dengan kota dimana 10 tahun ke depan nanti desa menjadi sebuah hal yang sangat istimewa untuk melatih kita beraksi dalam menyampaikan apa yang telah kita sampaikan.

Lebih lanjut, Shafa Azahra S. Sebagai CEO Gerakan Mengajar Desa menambahkan bahwa dengan adanya gerakan mengajar di desa, kita mengetahui awareness mengenai pendidikan dan cara kita mendidik diri kita sendiri. Dari awareness yang ingin kita sebarkan dan membawa orang-orang agar mendapatkan awareness tersebut. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, tidak hanya dengan mengabdi tapi juga dengan sharing  Bersama dengan teman-teman dan dengan menggunakan literasi yang dapat di lakukan pada adik kita sendiri. Cara tersebut juga bisa dilakukan agar seorang anak lebih aware terhadap pendidikan.


Penulis : Dini Nurrofi

Redaktur : Badriyatul Nikmah

Comments

Popular posts from this blog

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat