Skip to main content

Talk show dan Launching Meritokrasi Intelektual Paradigma




https:lpmreference.com

LPM Reference-DEMA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang menggelar Talk show dan Launching Meritokrasi Intelektual Paradigma , pada hari Rabu (29/3/2023).

Kegiatan yang digelar di Kopi Nuri, Ngaliyan, Semarang ini mengusung tema “Problematika Pemilu 2024”.

Menurut Fadhli Maulana sebagai Kementrian Sosial Politik DEMA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang., tujuan diadakannya Talk show dan Launching Meritokrasi Intelektual Paradigma ini ditujukan untuk merefleksikan diri sekaligus menyampaikan informasi kepada teman-teman semua, bahwasannya ada sebuah problematika yang akan kita hadapi yaitu problematika PEMILU 2024.

Lebih lanjut, Anfhatoni Alama Jidan menjelaskan bahwa “ditujukannya acara ini untuk membentuk paradigma kritis di lingkungan akademik FISIP. Maka dari itu, kami sangat bersinergi ingin menggandeng seluruh mahasiswa dalam beberapa pembahasan yang sudah kami susun dengan suatu kurikulum”.

Menurut Mualim S.Pd. MM,MH, selaku Wakil DPRD Kota Semarang yang menjadi narasumber, menyatakan “Banyak desas-desus mengenai proporsional PEMILU yang akan dilakukan secara tertutup atau terbuka. Namun untuk saat ini, masalah itu masih kami tunda. Permasalahan tersebut masih kami bicarakan bersama dengan anggota DPR yang lain. Tetapi yang terpenting saat ini adalah bagaimana caranya kita menentukan pilihan yang baik agar tidak golput”.

Acara yang dimulai pada pukul 15.00 ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Kegiatan yang diisi dengan penampilan oleh UKM Bhineka, dan dihadiri perwakilan dari setiap  kelas dan UKM yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang berjalan dengan khidmat dan tertib.

 

Reporter          : Dini Nuroffi

Redaktur         : Badriyatul Nikmah

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe