Pulang
Aku telah pulang
Pengembaraanku telah usai
Dan citaku telah tergapai
Kini waktunya aku kembali
Kepada kehangatan mentari
Bilur-bilur yang telah menunggu
Untaian kata yang tak terkirakan
Tentang rindu yang mencabik-cabik
qalbu
Raga yang sepi di keramaian
Tentang nyanyian surauku yang menjadi
parau
Sendu yang menggebu-gebu
Hanya kepelukanmu aku melebur
Hanya ragamu tempatku berteduh
Waktu melengserkankanmu dari benakku
Bersama rasa dan karsa yang hampir
mati
Aku pulang
Sambutlah kepulanganku, tuan
Tak rindukah kau pada senja yang kau
tuju dulu
Untuk menikmati sang surya berpamitana
Yang digantikan kehangatan sang dewi malam
Lihatlah!
Aku tepat berdiri di ambang pintu
hatimu
Yang mengetuk kembali penuh rindu
Memanggil namamu dengan sisa daya
upayaku
Percayalah ragaku lelah berkelana
jauh darimu
Telah lupakah engkau?
Aku tempatmu mengadu segala sendu
Tempat kau luapkan segala caci makian
atas ketidak adilan dunia padamu
Tempatmu berpulang di setiap kemusafiranmu
Aku yang tetap menggenggammu dengan
erat tanpa celah
Tempatmu bersandar ketika takdir sudah
tak berpihak padamu
Aku yang rela hancur melebur bersama
kerapuhanmu
Yang menguatkan segala argumen pada
keraguanmu
Dimanakah rumah itu?
Yang dahulu berdiri kokoh disetiap
perihnya lara
Tempatku menemukan simpul senyum indahmu
Tempatku menenukan bingkisan-bingkisan
hatiku
Kini telah luluh lantah tak
tersisa
Simpul senyum itu masih kulihat indah
Tapi tak lagi untukku
Bagai fajar yang merebut embun dari
pelikan daun
Perempuan manis yang kini dipelukanmu
Yang berhasil membuatmu berpaling
dariku
Aku telang pulang
Namun yang kudapati adalah kelabu
Sia-sia sudah perjuanganku
Jatuh sedalam-dalamnya
Bagai dikejutkan petir dan badai setelahnya
Remuk hancur menjadi serpihan yang
bahkan tak terjamah olehmu
Ditertawakannya daku pada dewi malam
dan langit malam
Yang menatapku nanar masih di ambang
pintu rumahmu
Masih terbesit jelas tentangmu di
atas kepalaku
Kau, aku, dan cahaya jingga yang menghangatkan
Senja yang temaram
Setapak jalanan yang kita lalui
Bahkan daun-daun yang menjalar di
pinggiran kota
Dan obrolan kita yang telah usai
Hingga rintikkan hujan yang jatuh
ke bumi
Menyisakan kisah duka yang melebur
bersama genangan
Masihkah pantas kepulanganku?
Peluhku menjadi pelik
Menuntut sisa-sisa kehancuran yang
tak diikhlaskan
Mendekap segala realita yang kelam
Menafikkan
dari sebuah kenyataan
Untuk rumah yang tak lagi ramah
Hawa panas telah terasa sudah
Bagaimana tidak
Api yang Bertamu lalu menetap
Kini Terlalu nyaman ditempat
Mengisi sudut fikir ruang kenihilan
Dan enggan untuk berpamitan.
Pengarang : Syarifatul Aulia
Editor : Suci Safitri
Comments
Post a Comment