Skip to main content

Pemilik Suara Merdu





Sumber : https://images.app.goo.gl/36cutTsxDtmYWq1P7

Dibawah rintikan hujan, di teras rumah yang sederhana terlihat tangan seorang gadis remaja mengadah menjangkau tetesan hujan dengan mata binarnya sambil berdiri dengan senyum yang indah. Namanya adalah Gea, gadis berpostur tubuh yang ideal, bulu mata lentik, senyum yang indah, tak lupa jilbab yang menempel anggun di kepalanya menambah aksen kecantikannya. Ini merupakan hari ke dua Gea tinggal dirumah neneknya di Desa. Gea si gadis kota ini sangat senang berkunjung ke rumah neneknya, pasalnya sudah lama sekali setelah 3 tahun terakhir ini ia tidak ke rumah sang nenek. 

Pada suatu malam, nenek Gea mengajak Gea untuk menghadiri acara sholawatan di Surau. Saat acara tersebut telah dimulai, Gea terkesima dengan suara lantunan sholawat yang ia dengar, suaranya indah, sangat menenangkan, ia celingak celinguk mencari siapa gerangan orang di balik suara merdu ini, hingga akhirnya Gea menemukan orang dibalik suara yang indah ini, laki-laki dengan wajah yang tenang, berbalut dengan setelan sarung dan koko, tidak lupa peci di kepala serta sorban yang tertata apik di pundaknya. Pandangan Gea tak beralih sedikitpun dari laki-laki tersebut, bagaimana bisa Gea merasa tenang serta nyaman hanya dengan mendengar suaranya. Tak terasa acara sholawatan pun selesai, nenek mengajak Gea untuk segera pulang, di perjalanan pulang menuju rumah tak disangka Gea berpapasan dengan laki-laki pemilik suara merdu tersebut, Gea merasa senang sekalipun gugup bisa lebih dekat melihat si pemilik suara yang ia kagumi. Laki-laki itu senyum memperlihatkan lesung pipinya sembari menyapa sopan kepada nenek, nenekpun membalasnya. Mereka sedikit berbincang, hingga akhirnya nenek mengakhiri bincangan dan berpamit untuk pulang. Sesampainya dirumah, Gea bersiap-siap untuk langsung tidur, akan tetapi sudah 3 jam lebih Gea menutup mata, ia tetap tidak bisa tertidur. Senyuman serta suara laki-laki tadi terus terngiang di kepalanya, Gea sudah mencoba untuk mengalihkan pikirannya tetapi tetap saja tidak bisa. Bagaimana bisa laki-laki yang baru ia temui semalam bisa membuatnya gila seperti ini bahkan namanya saja Gea tidak tahu.

Hari-hari berlalu, dalam hari-hari itu Gea selalu berdoa untuk di pertemukan dengan laki-laki pemilik suara merdu dan benar saja betapa terkejutnya Gea ketika melihat nenek membuka pintu rumah dan diikuti si laki-laki tersebut dibelakangnya. Gea pun nampak gugup, nenek mengatakan kepada Gea bahwa Rayhan datang untuk memperbaiki televisi yang rusak. Gea kemudian mengangguk paham dan sedikit senyum karna ia telah mengetahui nama laki-laki yang akhir-akhir mengganggu pikirannya. Nenek mempersilahkan Rayhan untuk langsung memperbaiki televisinya. Selama Rayhan mengotak-atik televisi, Gea secara diam-diam memperhatikannya, rasa kagumnya semakin bertambah setelah melihat betapa mahirnya Rayhan dalam memperbaiki barang elektronik. Selain suaranya merdu, Rayhan juga sangat taat agama, sopan dan suka menolong, dia memperbaiki televisi nenek tanpa mau di beri imbalas apapun. Gea yakin kalo dia sudah benar-benar jatuh hati pada pria ini. Gea selalu berdoa untuk lebih didekatkan dengan Rayhan.

Waktu malam hari, Gea duduk merenung di teras rumah neneknya, dia berperang dengan pikirannya sendiri, apakah dia harus menceritakan kepada neneknya kalo dia menyukai Rayhan, pasalnya Gea tidak bisa memendam perasaannya seperti ini. Setelah berpikir panjang Gea pun memutuskan untuk menceritakan kepada neneknya, entah bagaimana respon neneknya nanti. Gea bergegas masuk ke dalam rumah dan menemui neneknya yang lagi menonton tv. Gea mendekati neneknya dan menceritakan kalo ia telah jatuh hati kepada Rehan. Setelah mendengarkan Gea nenek terlihat terkejut, nenek mengusap pelan pucuk kepala Gea kemudian mengatakan kepada Gea kalo ia tidak boleh mempunyai perasaan lebih kepada Rayhan. Gea nampak sedih dengan ucapan neneknya, Gea bertanya kepada sang nenek apa alasan ia tidak boleh menyukai Rayhan, bukankah Rayhan anak yang baik, bahkan Rayhan terlihat sangat pantas menjadi imam yang sempurna. Mendengar pertanyaan sang cucu yang sangat disayanginnya itu, nenek menjawab sambil memeluk Gea, tak lupa ia juga mengelus rambut Gea dengan sayang sambil berkata “Nak, laki-laki yang kau anggap sebagai imam yang sempurna itu dia sudah memiliki makmumnya sendiri, dia sudah beristri nak”. DEG! Betapa kagetnya Gea setelah mendengar perkataan dari neneknya, bagaimana bisa ia selalu berdoa untuk didekatkan dengan orang yang telah beristri, bagaimana bisa ia mudah menaruh hati pada orang yang bahkan seluk beluknya tak ia ketahui. Mungkin doa yang biasanya ia minta untuk didekatkan dengan Rayhan akan diganti dengan doa meminta keikhlasan.


Pengarang : Seli Novita Kusumastuti

Redaktur : Ansol Boy





  

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe