LPM Reference-Aliansi Mahasiswa Jateng (AMJ) menggelar aksi di halaman DPRD Jateng dengan tujuan mendukung pemilu 2024 diundur. 05/03/2022
Menurut Juru Bicara AMJ, Maulana menegaskan bahwa landasan tolak pemilu adalah ekonomi belum stabil dan masih banyak persoalan rakyat yang belum tuntas. Serta utang luar negeri yang masih banyak.
“Rakyat butuh ketentraman dan harga-harga murah dibandingkan harus mengikuti pemilu lagi dalam waktu yang relatif singkat,” ungkapnya.
Maulana mengatakan, pengamat tidak paham persoalan rakyat khusunya dari arus bawah. Menurutnya, percuma kalau digelar pemilu 2024, belum mampu menjawab solusi rakyat, dan menghasilkan pemerintahan yang memahami rakyatnya.
AMJ juga melakukan deklarasi dukungan kepada Ketua Umum PKB Dr, H. Abdul Muhaimin Iskandar menjadi calon presiden.
“kami menilai sosok Cak Imin sebagai representatif pemimpin yang ideal untuk memimpin Indonesia. Cak Imin paham betul persoalan masyarkat khususnya menengah ke bawah,” ucap Maulana.
Namun perihal aksi yang dilakukan AMJ mendapatkan tanggapan kontra dari mahasiswa Walisongo terutama mahasiswa FISIP.
Anang Kurniawan (mahasiswa FISIP) menyayangkan aksi tersebut dilakukan, apalagi aksi tersebut dilakukan oleh sekumpulan mahasiswa yang menamakan dirinya “Aliansi Mahasiswa Jateng”. Mahasiswa yang semestinya terhindar dari praktik politik praktis tapi kini bermetamorfosis menjadi afiliasi partai politik dan elit partai yang berlebihan untuk kepentingan tertentu.
“Apapun alasan yang dituangkan untuk penundaan pemilu saya rasa hanya kepentingan penguasa saja. Bagi saya menunda pemilu 2024 berarti sama saja melanggar hukum tertinggi Negara Republik Indonesia,” ujar Anang
Faris Balya (mahasiswa FISIP) menuturkan apa yang dilakukan teman-teman AMJ sah-sah saja sebagai kebebasan berekspresi, namun pencatatan nama lembaga seperti mengatakan representatif dari salah satu kampus itu malah mencederai lembaga kampus tersebut, terutama yang terjadi di UIN Walisongo. Mahasiswa harusnya berpikir nalar kritis dan ideologis harus di kedepankan, bukan malah bermain politik praktis.
“Ekonomi, pandemi dan lain sebagainya merupakan alasan klasik yang biasa digaungkan dalam menyikapi suatu permasalahan. Bagaimanapun pemilu 2024 harus tetap dilaksanakan, karena hal itu adalah amanat dari konstitusi yang menyatakan pemilu dilakukan 5 tahun sekali. Biaya pemilu kita memang mahal, tapi bagaimanapun itu harus ditanggung dan dijalankan sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam menjalankan demokrasi dengan baik,” ucap Faris
Dalam aksi AMJ tersebut terjadi suatu kejanggalan yaitu adanya perbedaan pandangan dari Aliansi Mahasiswa Walisongo sendiri. Padahal diketahui sendiri bahwa ada beberapa Mahasiswa UIN Walisongo yang terlibat dalam aksi yang diselenggarakan AMJ, yang patut dipertanyakan adalah apakah mereka benar-benar Mahasiswa UIN Walisongo?
Bukti konkret yang membuktikan kejanggalan aksi tersebut adalah terbitnya Press Release pernyataan sikap Aliansi Mahasiswa Walisongo yang berisi:
Aliansi Mahasiswa Walisongo selaku wadah dari berbagai elemen organisasi/komunitas di lingkup UIN Walisongo mengutuk keras perbuatan yang mencederai marwah perguruan tinggi.
Disebutkan dalam berita yang beredar tersebut, adanya perwakilan mahasiswa UIN Walisongo , dengan ini kami menegaskan bahwa perwakilan tersebut atas nama individu dan tidak merepresentasikan mahasiswa UIN Walisongo secara kelembagaan.
Kami menuntut kepada individu atau pihak yang bersangkutan agar segera memberikan klarifikasi kepada Aliansi Mahasiswa Walisongo.
Dengan adanya bukti tersebut perlu adanya tindakan lebih lanjut dari Dema-Universitas untuk menyelidiki kejadian ini. Karena tindakan tersebut telah menodai idealisme mahasiswa seperti yang sudah disampaikan oleh Anang Kurniawan dan Faris Balya. Semoga dengan adanya kejadian tersebut dapat mengingatkan kembali kepada mahasiswa untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai idealismenya.
Penulis : Ansol Boy
Redaktur : Ayu Nindika Parastuti
Comments
Post a Comment