Skip to main content

Raih IPK 3,85 Liana Jadi Wisudawan Terbaik FISIP

Mauliana Maghfiroh atau yang lebih akrab disapa Liana, merupakan mahasiswi jurusan sosiologi yang berhasil meraih predikat sebagai wisudawan terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) periode Agustus 2021 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,85.

Liana mengaku, motivasi terbesar selama ini untuk meraih predikat sebagai wisudawan terbaik ialah keluarga, yang selalu mendukungnya selama perkuliahan yang ia jalani.

“Motivasi terbesar pastinya dari keluarga,  rasanya senang sekali kalau wisuda bisa dapat penghargaan dan bisa menggandeng orang tua ke atas panggung karena prestasi yang didapat seperti waktu SMA dulu, tapi karena covid jadi ga bisa” ucap Liana.

Diketahui Liana sebelumnya sempat gap year selama 2 tahun setelah lulus dari SMA, dan selama gap year tersebut Liana mengisi waktunya dengan bekerja. Namun hal itu tidak mematahkan semangat Liana untuk terus menggapai mimpinya. Bahkan selama menjadi mahasiswa Liana pernah meraih juara satu di Summer Course and International Student Competition di bulan November 2020.

“Aku pernah ikut Summer Course and International Student Competition kemaren pas di bulan November The 1st winner of Poster-Oraly Presented in International Student Competition di salah satu cabang yang dilombakan” tambah Liana.

Liana, juga memberikan motivasi kepada mahasiswa/i lain yang sedang berkuliah atau skripsi untuk meraih gelar sarjananya untuk tetap fokus dan semangat.

“Yang penting itu fokus. Akukan juga ngajar private …pokoknya apapun yang dilakuin selain kegiatan kuliah asalkan positif gapapa banget dilakuin apalagi buat ningkatin skill jugakan. Tapi tetep harus tau prioritas sih, jangan sampe ngorbanin kuliah demi kegiatan lain. Intinya harus bisa atur jadwal sendiri gitu” pesan Liana untuk para mahasiswa/i.

Penulis : Kiki Yuli Rosita 

Redaktur : Amatul Nur 

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe