Skip to main content

HMJ Ilmu Politik Gelar Webinar Nasional

 

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang menggelar webinar nasional dengan tema “Merebaknya Gerakan Politik Identitas di Indonesia dan Tantangannya Pada Tahun 2024” pada hari senin, 1 Juni 2021 bertepatan dengan peringatan hari lahirnya Pancasila. 

Webinar yang diselenggaran via zoom tersebut berjalan dengan lancar dan dihadiri sekitar 98 peserta. Dalam acara tersebut turut hadir Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UIN Walisongo Semarang Ibu Dr. Misbah Zulfa Elisabeth, M.Hum, dalam sambutannya beliau mengucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada HMJ Ilmu Politik dan teman-teman mahasiswa atas terselenggaranya kegiatan webinar ini, “Saya mengapresiasi kepada teman-teman HMJ Ilmu Politik atas terselenggaranya webinar nasional yang dihadiri pembicara-pembicara yang berkompeten dibidangnya.” Pujinya. 

Selain itu beliau juga menyampaikan pesan agar mahasiswa ilmu politik aktif berpartisipasi dalam mengawal dan meninjau kebijakan-kebijakan pemerintah, “Sebagai mahasiswa ilmu politik sudah seharusnya menjadi kewajiban kalian semua untuk berperan aktif mengawal kebijakan pemerintah” tegasnya. 

Selain ibu Dekan, turut hadir juga sebagai narasumber Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Bapak Ali Rif’an. Dalam materinya beliau menerangkan bahwa politik identitas bukan hal yang baru yang terjadi dalam kontestasi politik baik dari skala nasional maupun skala global, “Politik identitas bukanlah hal baru, namun selalu sesuai dengan perkembangan zaman saat ini, politik identitas sejatinya juga bukan hal yang negatif asalkan digunakan sesuai dengan porsinya” terangnya. 

Disisi lain beliau juga memaparkan faktor yang menyebabkan politik identitas selalu digunakan dalam kontestasi politik, “Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan politik identitas digunakan dalam kontestasi elektoral, masyarakat mudah tersulut dengan isu identitas. Identitas sangat sensitif di beberapa daerah yang kemajemukannya kurang diterima, kandidat ingin cara instan, tidak  punya program yang menjanjikan untuk bertarung dalam pemilu. Modal logistik yang murah.” Terang beliau. 

Hadir juga Staf ahli Dosen Ilmu Politik IAIN Batusangkar, Bapak MHD Alfajri Syukri, dalam penyampaian materinya beliau menerangkan bahwa politik identitas tumbuh subur di Indonesia karena kekuatan buzzer dan juga budaya literasi yang masih minim di Indonesia” buzzer berperan sangat penting dalam proses tumbuh suburnya politik identitas di Indonesia, selain itu faktor literasi masyarakat Indonesia yang masih minim yang berada di peringkat 60 dari 70 negara juga ikut mendorong tumbuh suburnya gerakan ini.” Jelasnya.

Webinar nasional berjalan dengan lancar dan cukup menarik ini di tutup dengan prosesi foto bersama dengan para peserta yang hadir via zoom.

Penulis : Faris Balya 

Redaktur : Ayu Rachmawati 

Comments

Popular posts from this blog

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas pengguna

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat