Skip to main content

Webinar llmu Politik : Bincang Pentingnya Penguatan Kelembagaan Partai Politik Dalam Demokrasi Bersama DR Mada Sukmajati



Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, menggelar Webinar Series dengan judul “Penguatan Pelembagaan Partai politik dan Relevansinya bagi Demokrasi di Indonesia” Acara ini disiarkan secara langsung pada Kanal Youtube FISIP UIN Walisongo dengan menggunakan Aplikasi Zoom Meeting, pada Selasa (6/4/2021). 

Webinar Series ini menghadirkan Narasumber yang ahli dalam bidang politik, salah satu Pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati yang juga merupakan Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM. 

Mada Sukmajati dalam webinar series ke-1 yang dibuka Dekan FISIP Misbah Zulfa Elisabeth menjelaskan, sebagai jantung dari demokrasi; partai politik memiliki posisi sangat penting dalam mendorong konsolidasi demokrasi. Karena itu, penguatan pelembagaan partai politik itu penting dilakukan guna menjamin kinerja elektoral dari partai politik dan terlaksananya fungsi-fungsi partai politik dengan baik. 

Namun, di Indonesia saat ini, partai politik merupakan institusi politik yang mendapatkan kepercayaan publik paling rendah bersama lembaga perwakilan rakyat, yaitu DPR RI. Kondisi ini tidak dapat dilepaskan dari buruknya kinerja partai politik di Indonesia.

“Ada tiga poin besar yang pertama partai politik, kedua Pelembagaan Partai Politik, ketiga Lembaga sistem kepartaian Partai Politik. saat ini, kecenderunganya terintegrasi pada negara. Karena itu, alih-alih partai menjadi lembaga intermediary bagi kepentingan rakyat dan negara, malah lebih banyak menjadi corongnya negara, apalagi sumber keuangan partai politik banyak tergantung dari sumber negara,” jelas Sukmajati.

Selain itu, partai-partai politik di Indonesia Ideologinya semakin kabur, ini khususnya terkait dengan sikap mereka dalam ranah ekonomi. Namun, terkait dengan isu-isu agama seperti isu Perda Syariah dan Miras, ideology partai-partai politik di Indonesia bisa dibedakan dan tidak bisa dipertemukan antara partai Islam dan Partai nasionalis, seperti PDI Perjuangan dan PKS.

Di mata masyarakat peran partai seringkali kurang terlihat, partai hanya muncul saat akan ada pemilu saja, ini menyebabkan masyarakat seringkali bertanya-tanya tentang bagaimana sebenarnya peran partai politik secara keseluruhan.

“seharusnya peran partai dalam mendukung kepala Daerah tersebut harus selalu terlihat dari awal pencalonan hingga menjadi kepala Daerah, karena itu merupakan tugas partai untuk dapat mengontrol  sehingga diharapakan dapat meminimalisisr terjadinya penyalahgunaan kewenangan seperti korupsi-korupsi di daerah” ungkap Sukmajati.

Webiner series yang di moderatori Solkhah Mufrikhah, M.Si diikuti langsung oleh seluruh pimpinan FISIP dan panitian webiner bersama  dosen  dan 94 peserta mahasiswa KKL Prodi Ilmu Politik dan puluhan masyarakat umum dari berbagai daerah baik kalangan mahasiswa, dosen, dan lainnya secara daring melalui platform Zoom meeting dan siaran langsung dari channel Youtube FISIP UIN Walisongo.

“Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh anak muda untuk turut berkontribusi dalam reformasi/model partai politik kedepan, melalui webinar ini diharapkan pemuda indonesia yang semula awam dengan partai politik menjadi jatuh cinta dengan partai politik bahkan suatu saat tertarik untuk menjabat dalam jabatan partai politik di Indonesia” Tutupnya.

Sekretaris Prodi, Muhammad Mahsun menambahkan “pelembagaan partai diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa dalam proses Demokratisasi penting untuk memperkuat pelembagaan partai dalam rangka parati politik dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan benar, harapannya dapat memberikan ilham kepada mahasiswa khususnya mahasiswa ilmu politik semester 6 untuk menulis skripsi tentang Partai Politik” Ujarnya.


Penulis : Winda




Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe