Corona virus diseases 2019 atau sering dikenal sebagai Covid-19 merupakan sebuah wabah virus baru dari jenis SARS. Covid-19 sendiri pertama kali dideteksi muncul dari sebuah pasar hewan di Wuhan, China. Virus ini saat ini telah menyebar hampir keseluruh dunia termasuk salah satunya Indonesia. Di Indonesia sendiri penangan Covid-19 sedikit mengalami kendala karena virus ini dapat menyebar dari satu manusia ke manusia yang lain dalam hitungan detik melalui bersin, batuk dan saat berbicara. Hal ini diperparah dengan banyaknya orang tanpa gejala di masyarakat sehingga membuat penyebaran virus ini tidak bisa di deteksi.
Kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan hingga membuat Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan pencegahan seperti dengan menerapakan lockdown atau karantina wilayah selama 14 hari. Dimana hal ini bertujuan untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Indonesia dengan membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah. Hal ini membuat masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat signifikan dari sebelum hingga sesudah adanya pandemi Covid-19.
Perubahan sosial sendiri merupakan perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung terus-menerus dan tidak akan pernah berhenti karena tidak ada satu masyarakatpun yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Penyebab munculnya perubahan sosial yang terjadi di masa pandemi Covid-19 ini berasal dari luar (eksternal) masyarakat, karena disebabkan oleh lingkungan alam fisik. Dalam hal ini munculnya lingkungan alam fisik akibat virus Covid-19 yang melanda di seluruh dunia.
Jadi dengan munculnya Covid-19 membuat masyarakat mengalami perubahan sosial dengan tidak beraktivitas di luar rumah seperti sebelumnya sehingga mempengaruhi masyarakat lain yang dalam hal ini bekerja di sektor ekonomi seperti UMKM, perusahaan, restoran, dan lain-lain. Sehingga membuatnya gulung tikar dan merumahkan para buruh atau karyawannya. Hal ini sesuai dengan teori fungsionalis yang memandang bahwa setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya (perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula).
Dengan diterapkannya lockdown atau karantina wilayah membuat segala aktivitas masyarakat berhenti total termasuk salah satunya adalah sektor ekonomi. Hal ini tentunya sangat berpengaruh khususnya bagi para UMKM, buruh dan penyedia jasa yang usahanya langsung berhubungan dengan masyarakat luas. Dimana kebanyakan dari mereka mengalami gulung tikar dan pemecatan akibat tidak adanya daya beli di masyarakat dan pemasukan yang berasal dari omzet penjualan yang tidak tercapai.
Hal ini dialami seluruh masyarakat di Indonesia termasuk salah satunya di lingkungan KKN penulis, dimana banyak masyarakat yang bekerja sebagai pengusaha UMKM dan buruh yang terkena dampak dari adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Maka dari itu penulis dalam progam KKN DR ke 75 UIN Walisongo Semarang mencoba menggerakan perekonomian masyarakat setempat kembali. Dalam hal ini penulis memberikan sebuah pelatihan wirausaha yang dapat dijangkau segala pihak namun dengan prospek yang cerah.
Penulis sendiri disini mencoba memberikan pelatihan budidaya tauge kepada masyarakat setempat dengan memanfaatkan barang bekas seperti botol air mineral ukuran 15,1 Liter sebagai sebuah strategi. Dimana hal ini dilakukan penulis agar tidak memberatkan masyarakat khususnya dalam hal modal saat memulai usaha dimasa pandemi.
Menurut penulis modal yang dikeluarkan masyarakat tidak terlalu memberatkan namun mampu menghasilkan harga 2x lipat dari modal yang dikeluarkan diawal. Terlebih lagi tauge dapat dipanen pada hari keempat setelah dimasukan ke dalam botol. Budidaya ini menurut penulis cukup efektif melawan dampak perubahan sosial akibat pandemi dimana masyarakat mampu beradaptasi dengan menumbuhkan usaha dan menciptakan iklim kerja baru.
Selain itu penulis memilih budidaya tauge karena memiliki kadungan vitamin E serta antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang masuk ke tubuh. Harapan penulis, dengan memberikan pelatihan budidaya ini dapat memicu perkembangan ekonomi masyarakat khususnya yang terdampak perubahan sosial akibat Covid-19. Berikut ini adalah cara budidaya tauge di botos bekas air mineral. Untuk bahan dan alat yang dibutuhkan sangat mudah didapat seperti berikut ini:
Botol air mineral bekas ukuran 15,1 Liter yang sudah dilubangi di setiap bagiannya (untuk mengeluarkan air)
Corong air
Dua baskom ukuran kecil
Saringan
Plastik bekas
100 gram kacang hijau dengan kondisi yang baik
Air hangat kuku
Air biasa
Untuk langkah pembuatannya cukup mudah dengan melakukan beberapa tahapan yang dilakukan selama empat hari antara lain sebagai berikut:
1. Siapkan baskom yang telah diisi air secukupnya
2. Masukan kacang hijau, lalu sortir kacang hijau (buang kacang hijau yang mengambang)
3. Lalu cuci kacang hijau hingga airnya bersih (seperti mencuci beras)
4. Tiriskan kacang hijau
5. Kemudian rendam kacang hijau di dalam baskom yang berisi air hangat kukuh selama tiga jam
6. Lalu masukan kacang hijau kedalam botol air mineral yang sudah di lubangi
7. Sesudah itu simpan dalam plastik bekas dan letakkan diarea yang tidak langsung terpapar sinar matahari
8. dan jangan lupa disiram setiap 4 jam sekali selama 3-4 hari, lalu tiriskan dan tutup kembali dengan plastik
9. Pada hari ke 4 tauge siap dipanen
Penulis : Hafidz Ernanda Ramadhan
Comments
Post a Comment