Skip to main content

Mahasiswa KKN Reguler DR KE 75 UIN Walisongo Sosialisasikan Pentingnya Pemakaian Face Shield ke Anak- Anak

Proses berlangsungnya sosialisasi 

LPMReference -
Edukasi terkait pentingnya pemakaian Face Shield ke anak-anak dilakukan salah satu mahasiswa KKN Kelompok 40. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan mengedukasi kepada anak-anak agar lebih mengetahui bahaya nya virus Corona dan dapat mengantisipasinya melalui penggunaan Face Shield, pada (17/11/2020).

Sosialisasi ini dilaksanakan di wilayah RT 2 RW 5 Kelurahan Patemon, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Berkenaan dengan new normal seperti saat ini, kebutuhan penggunaan Face Shield sangat tinggi. 

Anak-anak yang biasanya bermain, memiliki kegiatan atau aktivitas diluar rumah tentunya harus ada perlindungan ekstra apalagi masih dalam suasana pandemi. Selain pemakaian masker untuk anak-anak, didukung juga pemakaian Face Shield karena dapat melindungi dari paparan virus yang mungkin tidak terlindungi oleh masker, seperti bagian mata dan wajah bagian atas. 

Melihat aktivitas di new normal ini, kegiatan TPQ masih berjalan. Dengan hal itu pentingnya mengedukasi anak-anak agar memakai Face Shield yang baik dan benar guna mengurangi penularan virus. Penggunaan Face Shield pun sebagai pengingat untuk tetap menjaga jarak, dengan tetap memperlihatkan gerakan bibir dan ekspresi wajah.

Proses Sosialisasi pemakaian Face Shield ini menggunakan media animasi yang dirasa mudah dipahami oleh anak-anak. Antusiasme sangat dirasakan karena dapat memakai langsung Face Shield secara benar. Dengan adanya edukasi pentingnya memakai pelindung wajah ini diharapkan dapat efektif untuk mencegah corona.


Penulis: Aida Fitriana

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe