Skip to main content

KKN di Tengah Pandemi, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Posko 106 bagikan masker dan Hand Sanitizer Gratis

Proses pembagian masker kepada warga

LPMReference.com -
Mahasiswa KKN 75 RDR Posko 106 UIN Walisongo Semarang, melaksanakan pengabdian di Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan melakukan program kerja pembagian masker dan hand sanitizer secara gratis kepada warga sekitar kelurahan Wates, pada Minggu (15/11/2020).

Di tengah pandemi Covid-19 ini peran dari mahasiswa sangat diperlukan untuk membantu warga masyarakat agar sadar akan selalu menjaga kesehatan dan kebersihan di masa pandemi Covid-19 apalagi dalam pemakaian masker ketika keluar dari rumah.

Kegiatan pembagian masker gratis dan hand sanitizer ini dilakukan dengan tujuan agar warga bisa memiliki masker dan hand sanitizer tanpa harus mengeluarkan biaya.

"Kegiatan ini merupakan salah satu dari program individu sosial fisik yang telah dirancang sebelumnya dengan tujuan agar warga bisa memiliki masker untuk digunakan secara bergantian tanpa harus membelinya, mengingat masker saat ini wajib digunakan saat bepergian", ujar salah satu Mahasiswa KKN DR.

Sasarannya yaitu para pedagang dan warga yang keluar rumah tidak menggunakan masker, hal tersebut menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Saat pembagian masker, mahasiswa KKN DR Posko 106 juga memberikan edukasi mengenai pola hidup sehat dan tata cara pemakaian masker yang benar.

Selain pembagian masker dan hand sanitizer, mahasiswa KKN juga ikut serta dalam penyemprotan disinfektan bersama karang taruna di Kelurahan Wates, tepatnya lingkungan sekitar RW 03 seperti gang, jalan, mushola-mushola yang biasanya digunakan sebagai tempat sholat berjama’ah, dan lingkungan panti asuhan Iskandariyah.

Bapak Muhyaini selaku Ketua RW 03 Kelurahan Wates sangat mengapresiasi program kerja mahasiswa ini karena menurutnya masih ada warga yang kurang peduli akan pemakaian masker di masa pandemi seperti ini.

"Meskipun hanya pembagian masker, hand sanitizer dan penyemprotan disinfektan kepada warga. Saya berterimakasih kepada mahasiswa KKN UIN Walisongo yang telah memiliki ide sepeti ini. Kedepannya untuk penyemprotan disinfektan akan kami lakukan setiap dua minggu sekali secara bergilir RW 01-RW 04 Kelurahan Wates. Hal ini bertujuan untuk meneruskan perjuangan mahasiswa dalam membantu pemerintah memutus rantai penyebaran Covid-19," ungkapnya.


Pewarta : Amilatun Najikhah

Redaktur: Fuizah

Comments

Popular posts from this blog

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas pengguna

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat