Skip to main content

Gandeng Pasukan Khusus, Mahasiswa KKN Reguler 75 UIN Walisongo Berbagi Masker dan Faceshield di Alun-alun Kota Pekalongan

Berlangsungnya pembagian masker dan faceshield (dokumentasi pribadi)

LPMReference.com -
Dua Mahasiswa KKN Reguler 75 UIN Walisongo Semarang Kelompok 103 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Handhita Timur Adliima dan Zidna Azzahra bekerjasama dengan Pasukan Khusus SMA Negeri 2 Pekalongan (PASSUSDA) mengadakan Aksi sosial berbagi masker dan Faceshield di kawasan Alun-alun Kota Pekalongan, Minggu (8/112020).

Aksi sosial Berbagi masker dan Faceshield ini merupakan kegiatan gabungan antara pelaksanaan program KKN Reguler 75 UIN Walisongo sekaligus menjadi program kerja dari anggota Passusda itu sendiri. 

Kota Pekalongan dikategorikan masih dalam status zona kuning dari dampak Pandemi Covid-19, ditambah lagi dengan kesadaran warga Kota Pekalongan yang kebanyakan masih acuh terhadap penerapan protokol kesehatan terutama penggunaan masker. Hal inilah yang Timur Adliima dan Zidna Azzahra beserta Anggota Passusda melakukan aksi Berbagi masker dan Faceshield di Alun-alun Kota Pekalongan.

Anggota Pasukan Khusus SMA N 2 Pekalongan menyambut baik kegiatan berbagi masker dan faceshield ini . "Mengenai kegiatan bagi bagi masker dan faceshield hari ini menurut saya merupakan salah satu kegiatan yang sangat baik dan tepat. Karena dengan kita membagikan masker dan faceshield  kepada masyarakat maka saat itulah kita perduli terhadap sesama. Mengingat anjuran pemerintah kepada masyarakat mengenai pencegehan covid-19, maka kegiatan yang dilakukan dengan kakak-kakak dari tim 103 KKN Uin Walisongo Semarang ini merupakan kegiatan yang sangat membantu pemerintah mengenai anjuran menjaga protokol kesehatan juga mencegah penularan covid-19, ” ucap Anggi Sabti Kirani, selaku Komandan Passusda. 

Sedangkan Timur dan Zidna melihat kegiatan berbagi masker dan faceshield sebagai solidaritas sosial kemanusiaan dan edukasi kepada masyarakat  untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah dalam hal penerapan protokol kesehatan. 

"Antusiasme warga sangat tinggi ketika kami melakukan acara berbagi masker ini, bahkan ada yang mendatangi kami untuk meminta masker dan faceshield nya secara langsung", tutur Zidna Azzahra.

"Dari kegiatan ini kita mengerti bahwa sebenarnya masyarakat menyambut baik ketika ada yang membagi-bagikan masker, hanya saja terkadang masyarakat lupa dan abai sehingga sembari kami melaksanakan kegiatan ini , kami juga ikut mengedukasi masyarakat", tutur Timur menambahkan.


Pewarta   : Ana Muflihah

Redaktur  : Fuizahtun

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe