Skip to main content

Tingkatkan Kesadaran, Mahasiswa Bersama Tokoh Masyarakat Memasang Spanduk Pesan Kesehatan

Foto bersama spanduk kesehatan (Dokumentasi Pribadi)


LPMReference.com - 
Keberadaan Covid 19 dan penyebaran virusnya yang masih berlangsung, membuat mahasiswa dan tokoh masyarakat berinisiatif membuat pesan kesehatan. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang tergabung dalam kelompok 51 menggandeng koordinator warga dan Ketua Ibu PKK. Pesan yang akan ditempatkan, rencananya ditaruh di lokasi strategis disekitar daerah RW 12 kelurahan Beringin. Dalam prosesnya, pemasangan spanduk kesehatan ini diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan dan memakai masker, Minggu (11/10/2020)

Proses pemasangan dilaksanakan pada sore hari atau sekitar pukul 15.00 WIB, setelah berdiskusi terkait dengan izin di Balai RW setempat. Selanjutnya dilanjutkan dengan pencarian tempat yang dirasa strategis dan cocok diantaranya berada di lingkungan masjid RW 12, balai RW, dan pos kampling. Adapun isi Spanduk Berkaitan dengan pesan kemasyarakatan yang berisikan edukasi protokol kesehatan di era new normal seperti menjaga kebersihan, dan tetap produktif sesuai protokol kesehatan dari pemerintah. 

"Saya berharap edukasi protokol kesehatan dapat tersampaikan melalui media spanduk yang telah terpasang oleh kami, kelompok 51 KKN reguler UIN Walisongo” ucap salah satu mahasiswi KKN kelompok 51 UIN Walisongo.

Sementara itu, dari pihak warga dan pemangku jabatan setempat menyambut baik niat mahasiswa ini. seperti yang disampaikan Bapak Mardina selaku koordinator siaga Covid­-19 di RW 12. "Saya sambut inisiatif mahasiwa dan bahkan siap membantu pemasangan spanduk di wilayah RW 12 ini. Selain itu keberadaan mahasiswa juga membantu kami secara tidak langsung dalam lomba kampung siaga Covid", ujarnya. 

Meski belum ada informasi lebih lengkap mengenai perlombaan tersebut namun antusias dari warga setempat sangatlah baik, oleh karena itu segala hal perlu dipersiapkan dengan sangat baik dan matang. 

Pewarta  : Dewi Nur Khasanah
Redaktur : Fuizatun 


Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe