Skip to main content

Mahasiswa KKN Reguler DR Ke-75 Beri Bantuan Sembako untuk Warga

Proses pemberian sembako kepada warga RW XXI

LPMReference.com -
Mahasiswa KKN Reguler DR Ke-75 memberikan sumbangan berupa sembako kepada warga Perumnas Pucanggading (24/10/2020).

Mereka penerima bantuan sembako dari mahasiswa KKN yang merupakan warga RW XX1, Perumnas Pucanggading, Desa Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Bantuan sembako diberikan kepada 20 warga RW XX1 yang memiliki kondisi ekonomi terpuruk di masa pandemi terutama mereka perempuan sebagai kepala keluarga. 

Masa pandemi ini berdampak pada kemerosotan dan ketidakpastian kondisi ekonomi rumah tangga. Tidak jarang ditemui pengangguran karena PHK pada sejumlah pekerja. Sembako tersebut diberikan kepada 20 warga terdampak masa pandemi seperti pengemudi ojek online yang menurun jumlah penumpangnya, pedagang makanan yang menurun jumlah pembelinya dikarenakan banyak warga memilih memasak sendiri di rumah, beberapa warga mengeluh belum mendapatkan pekerjaan dan perempuan kepala keluarga harus bertahan memenuhi kebutuhan anak-anaknya di masa pandemi. 

"Dengan memiliki tujuan jogo tonggo warga RW XX1 masa pandemi banyak warga terdampak kekurangan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari maka dari itu, sebisa mungkin kita membantu mereka", tutur salah satu mahasiswa KKN Reguler 75.

Dalam pelaksanaan pembagian bantuan sembako mahasiswa KKN Reguler Ke-75 DR UIN Walisongo Semarang didampingi oleh Ketua PKK RW XX1 dengan mendapatkan dukungan langsung dari warga setempat. "ketika ada orang yang ingin berbagi pada masa pandemi saya harus mendukung dengan sepenuh hati. Kondisi warga RW XX1 terutama perempuan kepala keluarga sangat memperihatinkan mereka harus banting tulang mencari kerja dan penghasilan dimana saja untuk memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. Bantuan sembako yang diberikan kepada warga berupa beras, minyak, mie instan, kecap dan sabun cuci", tutur Sri Widayati warga RW XXI .

Indah Dhilalin, seorang warga RW XX1 juga mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya atas bantuan yang diberikan oleh Anggita Widya selaku mahasiswa UIN Walisongo yang sedang menjalankan KKN Reguler di wilayah RW XX1. "Bantuan sangat bermanfaat bagi warga lain yang menerima bantuan tentunya, penerima bantuan termasuk mereka yang terdampak secara ekonomi masa pandemi", pungkasnya.

Reporter  : Anggita Widya

Redaktur : Fuizahtun Khasanah

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Bahasa Campur-Campur ala “Anak Jaksel”

Gambar 1.1. Contoh meme yang membahas karakteristik “anak Jaksel”. Belakangan ini media sosial seperti Twitter dan Instagram ramai menyinggung fenomena tentang bentuk komunikasi yang terkenal kerap menyisipkan bahasa Inggris di dalam percakapan bahasa Indonesia. Cara bicara tersebut dianggap sebagai gaya bahasa anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan atau biasa disebut “a nak Jaksel ” . Kata yang umum dipakai antara lain adalah which is (yang), literally (secara harfiah), at least (minimal), even (bahkan), dan lain-lain. Gaya bahasa tersebut pun makin populer karena banyak selebrit as , pegiat Twitter, pegiat Instagram, dan pegiat Youtube atau video bloger juga menggunakan gaya bahasa tersebut dalam konten-konten yang mereka buat, sehingga makin marak diperbincangkan di kalangan warganet , yakni seseorang yang aktif mengakses internet, khususnya media sosial dalam kesehariannya. Mengutip tulisan tirto.id berjudul Gaya Bahasa ala “ A nak Jaksel” di Kalangan Pejabat

Kecewa UKT Mahal, MABA FISIP Gelar Unjuk Rasa di Depan WR 3

      http://www.lpmreference.com Hari terakhir PBAK (Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan) menjadi momentum Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk unjuk rasa terkait mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Realisasi Program Ma'had tepat di depan Wakil Rektor 3, Minggu 6 Agustus 2023. Aksi yang bertempat di depan Land Mark Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut di latar belakangi atas ketidakkepuasan MABA FISIP tentang UKT yang begitu mahal, UKT yang tidak tepat sasaran dan Realisasi Program Ma'had yang masih jauh dari kata memuaskan untuk para MABA. Massa Aksi membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Komersialisasi Pendidikan, Tolong Kami", "Regulasi Ma'had ugal-ugalan pelan-pelan pak Rektor". Aksi yang berlangsung pada pukul 17.20 WIB, secara kebetulan tepat berada di depan Wakil Rektor 3 yaitu  Achmad Arief Budiman dan disaksikan oleh nya secara langsung. "Mari kita kawal bersama adek-adek

Kampus UIN Walisongo disebut Anti Kritik, Begini Tanggapan Mahasiswa Baru Sosiologi 2023

      http://www.lpmreference.com Kampus UIN Walisongo Semarang disebut anti kritik, hal ini diungkapkan  mahasiswa baru Sosiologi angkatan 2023. Baru-baru ini, pada pelaksanaan hari pertama PBAK terpantau ada spanduk yang terpasang di sekitar gedung FISIP UIN Walisongo Semarang diturunkan oleh pihak kampus. Spanduk tersebut berisi kritik terhadap kebijakan kampus seperti isu UKT, isu ma'had, komersialisasi pendidikan dan sebagainya.  "Bahwa pihak kampus telah membatasi ruang kebebasan ekspresi untuk mahasiswa menyuarakan suaranya." Padahal kampus seharusnya menjadi tempat pendidikan yang merdeka bagi para Mahasiswa, " ungkap Kia Mahasiswa Baru Sosiologi 2023.  Menurut Kia, bahwa adanya sebuah kritik justru akan membuat kampus menjadi lebih baik. Bukan malah dibungkam seperti itu.  Sementara itu, Gibran, Mahasiswa baru Sosiologi 2023 mengatakan bahwa isu ma'had merupakan hal yang paling krusial dan patut kita kawal bersama-sama. Namun tidak pernah  mendapatkan pe